- SNI 2049:2015 Semen Portland (OPC) (ASTMC150)
- SNI 0302:2014 Semen Portland Pozolan/PPC (ASTM C595) dan
- SNI 7064:2014 Semen Portland Komposit/PCC (ASTM C1157)
Untuk memahami perbedaan dari ketiga tipe semen yang umum digunakan, berikut ini adalah definisi dari OPC (Ordinary Portland Cement), PCC (Portland Composite Cement) dan PPC (Portland Pozolan Cement) yang didapat dari masing-masing SNI sebagaimana disebut di atas, yaitu :
Semen Portland
Semen Portland terdiri atas 5 tipe dengan perbedaan manfaat sebagai berikut:
Semen Portland Tipe 1 adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling terak semen Portland utamanya yang terdiri atas kalsium silikat yang bersifat hidrolis dan digiling bersama- sama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat dan boleh ditambah dengan bahan tambahan lain.
Semen Portland Tipe II yaitu semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat atau kalor hidrasi sedang.
Semen Portland Tipe III semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan tinggi pada tahap permulaan setelah pengikatan terjadi.
Semen Portland Tipe IV yaitu semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan kalor hidrasi rendah.
Semen Portland Tipe V yaitu semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan tinggi terhadap sulfat.
Semen Portland Pozolan
Semen Portland pozolan adalah suatu semen hidrolis yang terdiri dari campuran yang homogen antara semen Portland dengan pozolan halus.
Semen ini diproduksi dengan menggiling klinker bersama-sama, atau mencampur secara merata bubuk semen Portland dengan bubuk pozolan.
Bisa pula gabungan antara menggiling dan mencampur, di mana kadar pozolan 6 % sampai dengan 40 persen massa semen Portland pozolan.
Semen Portland Komposit
Semen Portland komposit adalah bahan pengikat hidrolis hasil penggilingan bersama-sama terak semen Portland dan gips dengan satu atau lebih bahan anorganik, atau hasil pencampuran antara bubuk semen Portland dengan bubuk bahan anorganik lain.
Bahan anorganik tersebut antara lain terak tanur tinggi (blast furnace slag), pozolan, senyawa silikat,batu kapur, dengan kadar total bahan anorganik 6 persen - 35 persen dari massa semen Portland komposit.
Pada tahun 2019, Asosiasi Semen Indonesia (ASI) melaporkan penjualan semen di Indonesia sebanyak kurang lebih 70 Juta ton.
Mayoritasnya adalah semen OPC sebesar 36 juta ton dan PCC sebesar 33 juta ton, dan sisanya adalah PPC dan semen Portland lainnya.
Setidaknya hingga tahun 2020, telah terdata dua puluh produsen semen Portland yang mendirikan pabrik di Indonesia.
Satu produsen semen, bahkan ada yang memiliki beberapa pabrik di beberapa lokasi yang berbeda.
Mayoritas pabrik semen tersebut menghasilkan semen tipe PCC dan OPC.***