Baik sebelum maupun sesudahnya berdo'a. Baik dengan bacaan shalawat yang singkat, atau shalawat yang agak panjang seperti yang biasa dibaca ketika Tahiyyat Akhir dalam shalat.
Rasulullah -shallallahu 'alayhi wa sallam– bersabda, “Sesungguhnya doa itu berhenti antara langit dan bumi, tiada akan naik sedikitpun sampai kemudian engkau bersholawat atas nabimu” (HR Tirmidzi)
Baca Juga: Inilah Amalan-Amalan Yang Mudah dilakukan Saat Bulan Ramadhan
Ketujuh, Berdo'a dengan Bahasa yang Dimampu
Allah Maha Mendengar dan Allah Maha Mengetahui, jika seseorang yang berdo'a kurang memahami do'a-do'a dalam bahasa Arab.
Maka tidak masalah jika berdo'a dengan bahasa Indonesia atau bahasa daerah. Dengan cara itulah seseorang berdo'a dengan penuh kesadaan dan kehadiran hati.
Agar do'a terkabul, berprasangka baik dengan kuasa dan kehendak Allah menjadi satu hal yang terpenting.
Dalam dua hadits qudsi disebutkan bahwa Rasulullah –shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda, bahwa Allah berfirman
“Aku menurut prasangka hamba-Ku kepada-Ku…” dalam riwayat Bukhari dan Muslim.
Sedangkan dalam riwayat Ahmad disebutkan, bahwa Allah berfirman,
“Aku menurut prasangka hamba-Ku pada-Ku, jika dia berprasangka baik (kepada Allah), maka untuknya kebaikan itu, jika dia berprasangka buruk, maka untuknya keburukan itu”. **