GRAHAMEDIA.ID - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya mengatasi dampak kekeringan yang diperkirakan terjadi pada musim kemarau 2024.
Salah satu langkah inovatif yang dilakukan adalah dengan mengimplementasikan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
Tenologi ini adalah hasil bekerja sama antara PUPR dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta TNI Angkatan Udara.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Bob Arthur Lombogia, mengungkapkan bahwa teknologi ini menunjukkan hasil yang positif.
"Teknologi modifikasi cuaca yang telah kami lakukan berhasil meningkatkan inflow meskipun tidak secara masif," ujar Bob
"Dengan curah hujan ringan (0,5 – 20 mm/hari) di 22 bendungan dan curah hujan sedang (20 – 50 mm/hari) di 12 bendungan," sambungnya.
Selama pelaksanaan TMC dari 1-10 Juni 2024, inflow waduk meningkat hingga 60,22 m³/detik. Volume air yang berhasil ditambah mencapai 63.853.170 m³.
Baca Juga: 7 Aplikasi Untuk Mengecek Sertifikat, Peta, dan Nilai Tanah. Dijamin Praktis
"Ini merupakan upaya mitigasi kekeringan yang sangat efektif dan dapat diaplikasikan juga untuk mencegah banjir saat musim hujan," jelas Bob Lombogia.
TMC dilaksanakan di tiga posko utama, yaitu Lanud Husain Sastranegara (posko 2), Lanud Adi Soemarmo (posko 3), dan Lanud Abdurraman Saleh (posko 4).
Sementara itu, posko di Lanud Halim Perdanakusuma tidak menjalankan TMC karena kondisi Bendungan Sindangheula dan Bendungan Karian di Banten sudah berada di atas normal.
Program TMC ini menargetkan 43 bendungan di Pulau Jawa yang memiliki layanan irigasi. Berdasarkan data pada 27 Mei 2024, tampungan waduk di Pulau Jawa menurun sebesar 981.563.373 m³ atau 19% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.