GRAHAMEDIA.ID - Indonesia menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan sampah, dengan volume sampah yang terus meningkat seiring pertumbuhan populasi dan urbanisasi.
Di tengah krisis ini, Jepang muncul sebagai contoh inspiratif dengan sistem pengelolaan sampah yang disiplin dan efisien.
Dengan memadukan kebijakan pemerintah yang progresif dan partisipasi aktif masyarakat, Jepang berhasil mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan dan kesehatan publik.
Berikut adalah beberapa aspek kunci dari sistem pengelolaan sampah Jepang yang dapat diadopsi Indonesia.
Baca Juga: Transformasi Kawasan Kumuh Mrican: Solusi KemenPUPR Menghadirkan Permukiman Layak Huni di Sleman
Salah satu pilar utama keberhasilan Jepang dalam mengelola sampah adalah edukasi masyarakat yang berkesinambungan.
Di Jepang, kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah ditanamkan sejak dini, mulai dari pendidikan anak-anak hingga program komunitas.
Masyarakat didorong untuk memahami pentingnya memilah sampah, mendaur ulang, dan menjaga kebersihan lingkungan.
Kebiasaan membersihkan dan memilah sampah sebelum dibuang telah menjadi norma di masyarakat Jepang.
Baca Juga: Protes Kebijakan Tapera: Beban Baru atau Solusi Perumahan?
Penggunaan plastik khusus yang disediakan oleh pemerintah untuk membuang sampah juga mengurangi risiko pencemaran.
Jepang mengesahkan Undang-Undang untuk Promosi Pengumpulan Sortir dan Daur Ulang Wadah dan Pengemasan pada tahun 1995, yang menjadi landasan bagi pemerintah kota untuk mengumpulkan dan mendaur ulang sumber daya secara efisien.
Kebijakan ini mendorong penerapan teknologi canggih dalam pengelolaan sampah.
Misalnya, teknologi untuk mendaur ulang botol limbah PET yang sebelumnya hanya bisa diproses menjadi produk berkualitas rendah kini dapat menghasilkan produk bernilai tambah tinggi.