GRAHAMEDIA.ID - Di tengah hiruk-pikuk isu urbanisasi yang kian menggila dan perubahan iklim yang semakin mencemaskan, Kota Masdar di Abu Dhabi muncul sebagai oase masa depan yang dirancang untuk bertahan dalam gempuran zaman.
Kota ini bukan sekadar angan-angan tentang keberlanjutan, tetapi wujud nyata dari bagaimana teknologi dan inovasi dapat menyatu dalam harmoni untuk menciptakan lingkungan yang ramah dan berkelanjutan.
Kota Masdar, yang mulai dibangun pada tahun 2006, telah menjadi simbol keberhasilan dalam upaya mendiversifikasi ekonomi Uni Emirat Arab (UEA) yang selama ini bergantung pada minyak dan gas.
Dengan luas 1.483 hektar, kota ini dirancang untuk menampung 50.000 penduduk dan 1.500 tempat usaha, semuanya berdiri kokoh di atas fondasi hijau yang kuat.
Baca Juga: Kampung Semanggi Harmoni: Dari Kawasan Kumuh Menjadi Ikon Penataan Kota Surakarta
Masdar bukanlah kota biasa. Setiap aspeknya dirancang dengan prinsip-prinsip keberlanjutan yang ketat.
Kota ini menargetkan nol emisi karbon, efisiensi dalam pengelolaan limbah, transportasi ramah lingkungan, dan penggunaan bahan bangunan yang berkelanjutan.
Bahkan, jejak karbonnya telah berhasil dikurangi hingga 20 persen dibandingkan kota-kota lainnya dengan cara mengintegrasikan beton fly ash, yang merupakan limbah dari pembangkit listrik tenaga batu bara, ke dalam fondasi bangunan.
Namun, yang membuat Masdar benar-benar istimewa adalah inovasinya dalam bidang energi.
Dengan menghasilkan 15.629 GWh energi bersih pada tahun 2022, Masdar berhasil memenuhi kebutuhan energinya sendiri, bahkan menyisakan 20 persen dari total energi yang dikonsumsi oleh Abu Dhabi.
Baca Juga: Pertalite Tetap Disalurkan, Pertamina Minta Pengguna Daftar QR Code Pertalite. Berikut Caranya
Proyek-proyek ambisius seperti pembangkit listrik tenaga angin di Uzbekistan dan tenaga surya di Azerbaijan juga menjadi bagian dari portofolio Masdar dalam upayanya menuju energi terbarukan.
Masdar tidak hanya berhenti pada infrastruktur hijau. Kota ini juga terus melakukan riset untuk mencapai target produksi 1 juta ton hidrogen hijau per tahun pada 2030, yang akan menghemat lebih dari 6 juta ton emisi CO2.
Upaya ini semakin mengukuhkan posisi Masdar sebagai pelopor dalam pembangunan kota berkelanjutan.