“Di siang hari, ruangan tidak memerlukan lampu, ini bukti bahwa efisiensi energi adalah solusi sederhana tetapi berdampak besar,” tambah Eniya.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem Berpotensi Melanda Jateng, Pemprov Jateng Upayakan Modifikasi Cuaca
Sekretaris Daerah Kota Magelang, Hamzah Kholifi, menyampaikan apresiasinya kepada Ditjen EBTKE atas kerjasama ini.
Ia berharap prinsip efisiensi energi dapat diintegrasikan dalam perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang kota.
“Kami siap menjadikan efisiensi energi sebagai bagian dari RPJMD dan bahkan visi pembangunan hingga 20 tahun ke depan,” ungkap Hamzah.
Pembangunan Gedung Balai Kota Magelang tidak hanya menjawab kebutuhan administratif, tetapi juga memperlihatkan komitmen pemerintah daerah terhadap pengurangan emisi global.
Dengan mengoptimalkan sumber daya energi terbarukan dan teknologi ramah lingkungan, Kota Magelang mengambil langkah besar menjadi bagian dari solusi global terhadap perubahan iklim.
Baca Juga: PMI Kota Magelang Lampaui Target, Dana Kemanusiaan Capai Rp1 Miliar
Selain menjadi simbol efisiensi energi, pembangunan ini juga memberikan manfaat langsung bagi warga Magelang.
Menurut Eniya, masyarakat Kota Magelang beruntung dapat menikmati listrik 24 jam dengan biaya terjangkau, yang akan semakin optimal dengan adanya implementasi efisiensi energi di bangunan pemerintah.
Gedung Balai Kota ini diharapkan menjadi representasi nyata dari harmonisasi antara kemajuan teknologi dan keberlanjutan lingkungan, membuktikan bahwa langkah kecil dalam pengelolaan energi dapat membawa dampak besar bagi masa depan.(*)