GRAHAMEDIA.ID — Kampung Semanggi, yang sebelumnya dikenal sebagai salah satu kawasan kumuh di Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta, kini telah bertransformasi menjadi kawasan permukiman modern dan tertata rapi.
Kawasan ini, yang dulu terhampar di lahan seluas 5,36 hektar dengan 571 unit bangunan kumuh, kini berubah menjadi "Kampung Semanggi Harmoni," sebuah kampung yang cantik dan asri.
Transformasi ini tidak terjadi secara instan. Pemerintah Kota Surakarta menerapkan pendekatan konsolidasi tanah sebagai solusi utama untuk mengatasi masalah yang dihadapi warga Kampung Semanggi.
Konsolidasi tanah bukan hanya sekadar memperbaiki bangunan fisik, tetapi juga mengubah total wajah kampung ini, menjadikannya lebih teratur dan layak huni.
Proses penataan ini dimulai dengan pembongkaran 571 unit bangunan di kawasan kumuh tersebut.
Warga yang terdampak diberikan hunian sementara di sekitar Rusun Semanggi dan Terminal Semanggi.
Selama proses tersebut, pemerintah membangun 569 unit rumah baru yang dibangun dalam dua tahap.
Tahap pertama menyelesaikan 253 unit, sementara 316 unit sisanya dibangun pada tahap kedua, dengan dukungan dari perusahaan teknologi Shopee Indonesia untuk membangun 136 unit rumah tipe RSS 1 (Rumah Sangat Sederhana 1).
Rumah-rumah baru ini tidak hanya menyediakan tempat tinggal yang layak, tetapi juga dilengkapi dengan infrastruktur modern seperti saluran drainase, rumah pompa, ruang terbuka hijau (RTH), dan jalan yang tertata rapi.
Baca Juga: Jokowi Resmikan Bendungan Leuwikeris: Pengelolaan Air Terpadu untuk Kesejahteraan Petani Jawa Barat
Setiap keluarga yang menempati tanah tersebut juga diberikan sertifikat tanah oleh pemerintah, menandakan legalitas kepemilikan yang sah.
Keberhasilan program konsolidasi tanah di Kampung Semanggi ini tak lepas dari kepemimpinan yang efektif dan komitmen tinggi dari pemerintah setempat.
Selain itu, koordinasi antara berbagai stakeholder, mulai dari pemilik lahan, pemerintah, lembaga keuangan, hingga masyarakat setempat, berjalan dengan baik.