Mengingat tingginya aktivitas masyarakat di Memorial Living Park, ia meminta agar penghijauan diperbanyak dan penjelasan mengenai makna bangunan diperjelas agar dapat memberikan edukasi bagi pengunjung.
Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Aceh, Deni Arditya, menjelaskan bahwa Memorial Living Park dibangun sejak Oktober 2023 dan rampung pada Mei 2024.
Dengan luas mencapai 7.015 meter persegi dan anggaran sebesar Rp13,19 miliar, kawasan ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti pedestrian, monumen awal, lorong sejarah, Taman Perdamaian, Amphitheater, Masjid dan Plaza, serta area bermain.
"Diharapkan Memorial Living Park tidak hanya menjadi pengingat sejarah, tetapi juga memiliki manfaat nyata bagi masyarakat Aceh dalam membangun masa depan yang lebih baik," pungkas Deni.
Baca Juga: Memahami Perbedaan Baja Ringan dan Galvalum Sebelum Membeli
Turut hadir dalam kunjungan ini beberapa pejabat penting, termasuk Direktur Jenderal Sumber Daya Air Lilik Retno C, Direktur Bendungan dan Danau Adenan Rasyid, serta Kepala BPJN Aceh Heri Yugiantoro.
Kehadiran mereka menunjukkan komitmen pemerintah dalam memastikan pembangunan ini memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Dengan keberadaan Memorial Living Park, Aceh kini memiliki ruang yang tidak hanya mengingatkan pada masa lalu, tetapi juga menjadi wadah bagi generasi mendatang untuk belajar, beribadah, dan merajut kebersamaan dalam semangat perdamaian.(sm)