Senin, 22 Desember 2025

Rembulan Terbelah Pada Malam Nisfu Syaban

Photo Author
- Sabtu, 24 Februari 2024 | 22:11 WIB
Ilustrasi bulan purnama (fotojet.com)
Ilustrasi bulan purnama (fotojet.com)

Setelah Bulan terbelah menjadi dua dengan sangat jelas, dan mereka saksikan secara langsung, apakah mereka beriman?

Mari simak penjelasan Habib Abu Bakar selanjutnya,

Artinya: “Mereka menginkari dan pergi dalam keadaan sesat sebab kebodohan dan kesombongan (Peristiwa ini) diketahui terjadi pada bulan Sya’ban” (Lihat, an-Nafhah al-Robbaniah fi Khosoisi al-Sya’baniah, 11-12)

Peristiwa terbelahnya Bulan yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam itu merupakan salah satu mukjizat luar biasa, bahkan diabadikan dalam Al-Qur’an tepatnya dalam surat Al-Qamar. Allah berfirman:

Baca Juga: Tahun-tahun Kesedihan Nabi Muhammad SAW Dibalik Peristiwa Isra Mikraj

Artinya: “Saat (hari kiamat) semakin dekat, Bulan pun terbelah. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata, (ini adalah) sihir yang terus-menerus. Dan mereka mendustakan (Muhammad) serta mengikuti keinginannya, padahal setiap urusan telah ada ketetapannya” (QS Al-Qalam: 1-3)

Menurut Syekh Wahbah az-Zuhaili dalam kitab Tafsir Munir, ayat tersebut mengisahkan sikap kaum kafir Quraisy yang terus-menerus mendustakan dakwah Nabi. Beliau menjelaskan,

Artinya: “Kemudian Allah memberikan kabar terkait sikap dan keras kepalanya orang-orang kafir di hadapan mukjizat ini (terbelahnya Bulan). Allah berfirman, (وَإِنْ يَرَوْا آيَةً يُعْرِضُوا الخ) yaitu, meski orang-orang musyrik melihat tanda-tanda kenabian, dan bukti bahwa Nabi Muhammad benar, mereka tetap berpaling dari kebenaran dan iman padanya, bahkan pergi sambil berkata, ini adalah sihir yang kuat dan hebat, dan melebihi setiap sihir.”

Syekh Wahbah az-Zuhaili melanjutkan,

Ayat ini (وَإِنْ يَرَوْا آيَةً يُعْرِضُوا الخ) merupakan penolakan terhadap permintaan orang-orang musyrik terhadap suatu mukjizat.

Ulama mufassirin (ahli tafsir) mengatakan, ketika Bulan terbelah, orang-orang musyrik berkata, Muhammad telah menyihir kita, maka Allah berfirman ( وَإِنْ يَرَوْا آيَةً يُعْرِضُوا الخ) yaitu mereka akan tetap berpaling meski sudah melihat mukjizat secara jelas.

Kemudian Allah memperjelas dengan ayat selanjutnya, (وَكَذَّبُوا وَاتَّبَعُوا أَهْواءَهُمْ) bahwa orang musyrik akan mendustakan terhadap kebenaran yang didatangkan kepadanya, dan mengikuti sikap condong terhadap keinginan dan persepsinya, bahwa Nabi Muhammad adalah penyihir dan peramal, semua itu disebabkan kebodohan dan sempitnya akal mereka.

Baca Juga: Inilah Manfaat dan Contoh Passive Income Yang Bisa Kamu Kerjakan Dari Rumah pada 2024

Dan Allah memberikan peringatan bahwa semua bukti sudah Allah tunjukkan pada mereka, dengan bukti yang sangat jelas. Maka kebaikan akan selalu bersama dengan orang baik, begitu pun kejelekan akan selalu bersama dengan orang jelek. (Lihat, Tafsir al-Munir, juz 27, h. 144).

Dari kejadian ini terdapat hikmah yang sangat besar yaitu, orang yang sudah menyaksikan secara langsung bukti kekuasaan Allah, dan bukti kebenaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sekalipun, dengan sangat jelas dan sempurna, tanpa kekurangan dan kecacatan sama sekali belum tentu mendapatkan hidayah Islam, bahkan kejadian itu sama sekali tidak berfaedah bagi orang-orang yang sudah keras kepala.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: M.Syahrul

Sumber: NU Online

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bunda Literasi di Era Artificial Intelligence

Sabtu, 24 Mei 2025 | 16:52 WIB

Terpopuler

X