Senin, 22 Desember 2025

Menyambut Bulan Ramadhan, Pengamal Tarekat Ini Lakukan Amaliah 'Mutih'. Ini Tujuannya

Photo Author
- Senin, 4 Maret 2024 | 06:38 WIB
ilustrasi pengamal Tarekat Al Qodiriyah wan Naqsyabandiyah Al Utsmaniyah melaksanakan khushushiyah di Masjid Agung Kabupaten Semarang (GRAHAMEDIA)
ilustrasi pengamal Tarekat Al Qodiriyah wan Naqsyabandiyah Al Utsmaniyah melaksanakan khushushiyah di Masjid Agung Kabupaten Semarang (GRAHAMEDIA)

GRAHAMEDIA.ID - Setiap bulan Ramadhan, para murid atau pengamal Tarekat Al Qodiriyah wan Naqsyabandiyah Al Utsmaniyah melaksanakan amaliah mutih, bahkan praktiknya sudah dilakukan 10 hari sebelum masuk bulan Ramadhan.

Amaliyah ini dituntukan oleh Hadratusy Syaikh KH. Achmad Asrori al-Ishaqy RA selaku mursyidnya, yang pusat kegiatannya ada di Ponpes Assalafi Al Fithrah Kedinding 99 Surabaya.

Mutih adalah amaliah berupa tidak mengonsumsi makanan atau minuman yang berasal dari makhluk yang bernyawa atau yang bahan campuran pembuatannya terdapat unsur hewani.

Baca Juga: Inilah 7 Amalan Penting Menjelang Ramadhan, Kamu Sudah Amalkan Berapa?

Tujuan amaliyah mutih

Tujuan utama mutih adalah untuk riyadhoh, mujahadah, taqliluth thoam (menyedikitkan makan) agar hawa nafsu bisa dikendalikan, semangat beribadah (Jawa: rikat) dan agar dibersihkan dari pengaruh-pengaruh makanan syubhat dan haram.

Oleh karenanya, perintah mutih dari guru Mursyid kepada murid lebih pada sisi menghasilkan kesempurnaan bagi murid.

Jika dirasa bermanfaat kemudian ia meninggalkan, maka ia termasuk melakukan adab yang buruk (su’ul adab).

Baca Juga: Muhammadiyah Keluarkan Jadwal Imsakiyah Ramadan 1445 H di 38 Provinsi. Bisa Download Di Sini

Pendapat Ulama mengenai amaliyah mutih

Menurut sebagian Sufi – dikutip oleh Syaikh Abdul Wahhab al-Syaraniy ra. dalam kitab al-Anwaru al-Qudsiyyah -, tiang penyangga pelaku tarekat ada empat;

1. Menahan rasa lapar,
2. Tidak banyak bergaul jika tidak ada manfaatnya (al-‘uzlah )
3. Bangun malam
4. Tidak berbicara jika tidak bermanfaat.

Kunci pokok dari ke-empat hal ini adalah rasa lapar.

Rasulullah Saw pernah bersabda yang artinya: “Sesungguhnya setan mengalir pada diri anak cucu Adam mengikuti aliran darah. Maka, sempitkanlah semua jalan setan dengan (cara) lapar.” [HR. Ibnu Abi Dunya].

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: M.Syahrul

Sumber: GRAHAMEDIA.ID, AL KHIDMAH

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bunda Literasi di Era Artificial Intelligence

Sabtu, 24 Mei 2025 | 16:52 WIB

Terpopuler

X