Urbanisasi di Jawa Tengah: Antara Peluang dan Tantangan

Salah satu akibat dari kepadatan ini adalah mahalnya harga lahan, sehingga sebagian masyarakat terpaksa mencari tempat tinggal di permukiman padat yang kurang layak huni.

Fenomena permukiman padat ini memicu munculnya Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang kian marak di berbagai wilayah.

Baca Juga: 5 Ide Membuat Kamar Mandi Yang Cozy Tapi  Tidak Perlu  Renovasi Besar-besaran

Berdasarkan data dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, pada 2022 terdapat lebih dari 1,4 juta RTLH yang tersebar di seluruh provinsi. Situasi ini jelas berdampak buruk bagi kualitas hidup masyarakat dan lingkungan.

Langkah Menuju Keberlanjutan

Urbanisasi yang tidak terkendali tentu membawa berbagai tantangan, seperti permukiman kumuh, kepadatan penduduk, hingga penurunan kualitas lingkungan.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah dan pihak terkait perlu mengambil langkah serius guna meningkatkan infrastruktur dan fasilitas umum yang memadai.

Pembangunan perumahan yang layak dan terjangkau, serta pengendalian urbanisasi, menjadi solusi utama.

Selain itu, upaya perbaikan kualitas hidup masyarakat juga harus menjadi prioritas. Dengan pendekatan yang terintegrasi, pembangunan di Jawa Tengah dapat menjadi lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan bagi semua penduduk.

Baca Juga:  Kontingen Jateng Siap Berlaga di Peparnas 2024, Bidik Juara Umum

Meskipun urbanisasi membawa berbagai tantangan, jika dikelola dengan baik, fenomena ini juga bisa menjadi peluang besar untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

Urbanisasi bukan hanya tentang perpindahan penduduk, tapi juga kesempatan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi Provinsi Jawa Tengah.***