GRAHAMEDIA.ID - Dalam upaya mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap beras dan terigu, Pemerintah Kabupaten Purbalingga menggelar "Lomba Olahan Pangan Non Beras dan Non Terigu" berbahan dasar jagung.
Acara yang berlangsung di Pendapa Dipokusumo ini diselenggarakan oleh Dinas Sosial Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DinsosdaldukKBP3A) bekerja sama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Purbalingga, Kamis 12 Desember 2024.
Lomba ini diikuti oleh 100 peserta yang terdiri dari perwakilan organisasi wanita tingkat kabupaten dan Kelompok Wanita Tani (KWT) tingkat kecamatan.
Kegiatan ini diadakan dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-96 dan HUT ke-25 DWP Kabupaten Purbalingga.
Baca Juga: Pemerintah Mulai Mencari Pembiayaan Pembangunan Rumah ke Luar Negeri
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Purbalingga, Mukodam, membuka acara ini dengan menekankan pentingnya diversifikasi pangan sebagai bagian dari strategi ketahanan pangan daerah.
“Kita harus mulai mengurangi ketergantungan pada nasi dan beralih ke sumber karbohidrat lain seperti jagung. Jagung tidak hanya kaya serat dan vitamin, tetapi juga lebih sehat dibandingkan beras yang telah kehilangan sebagian besar nutrisinya selama proses penggilingan,” ujarnya.
Mukodam juga menjelaskan bahwa konsumsi beras yang berlebihan dapat meningkatkan risiko diabetes.
Sebaliknya, jagung memiliki kandungan karbohidrat yang cukup, tinggi serat, serta kaya vitamin dan protein, menjadikannya alternatif yang lebih sehat.
Baca Juga: UMP Provinsi Jawa Tengah tahun 2025 CapaiRp2.036.947, Naik 6,5%
Ia juga mendorong masyarakat untuk memanfaatkan sumber karbohidrat lain seperti ubi dan ketela pohon.
Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Brianda Astro Diaz, menyoroti bahwa jagung merupakan bahan pangan lokal yang melimpah namun kurang dimanfaatkan secara optimal.
Ia juga mengingatkan bahwa tepung terigu, yang sepenuhnya diimpor, memiliki kandungan gluten yang bisa menyebabkan sensitivitas pada sebagian orang, bahkan memicu penyakit autoimun.
“Kita ingin meningkatkan nilai ekonomi jagung sekaligus mengurangi konsumsi terigu yang mengandalkan impor.
Jagung sebagai bahan lokal bisa menjadi solusi sekaligus membantu memberdayakan petani di daerah,” ungkapnya.
Artikel Terkait
Daftar Aksesoris Yang Perlu Kamu Tambahkan di Kamar Anak. Biar Lebih Homey
Haul Ke 15 Gus Dur, Pedagang Kecil Boleh Berjualan di Lokasi Acara
Pemprov Jateng Terima Penghargaan Pemda Teraktif dalam Pemberdayaan Penyuluh Antikorupsi dan Ahli Pembangun Integritas
Kasus TPPO Terus Meningkat, Pemerintah Perkuat Sinergi Lintas Sektor dan Edukasi Publik
Kota Magelang Raih IGA 2024 Kategori Kota Sangat Inovatif. Apa Strateginya?