Senin, 22 Desember 2025

Mengenang 3 Sastrawan Besar Ala Pegiat Literasi Boja Kendal: Dari Diskusi hingga Panggung Literasi

Photo Author
- Sabtu, 28 Desember 2024 | 17:08 WIB
Sejumlah nara sumber saat diskusi tentang mengenang 3 sastrawan besar di Kecamatan Boja, Kendal beberapa waktu lalu  (Komunitas Lereng medini (KLM))
Sejumlah nara sumber saat diskusi tentang mengenang 3 sastrawan besar di Kecamatan Boja, Kendal beberapa waktu lalu (Komunitas Lereng medini (KLM))

Baca Juga: Melalui Naskah Lakon Manitis, Verry Khoerul Mizan Menangi Kendal Lakon Award 2024. Hadiahnya Unik

Melalui acara ini, harapannya, karya-karya para sastrawan Indonesia dapat dikenal lebih luas oleh generasi masa kini serta mereka memahami nilai-nilai yang mereka usung melalui medium sastra. “Peringatan ini bukan hanya sekadar mengenang, tetapi juga upaya untuk menggemakan nilai-nilai sastra Indonesia agar terus relevan di tengah arus besar perubahan zaman,” tandasnya.

Sementara itu, Lovina SV, siswi MA NU 04 Boja yang hadir dalam acara mengaku senang dapat mengikuti acara tersebut. Ini menjadi pengalaman pertama baginya.

“Kegiatan seperti ini menambah pengetahuan tentang sastra dan sosok penulis,” ujarnya.

Di lokasi acara saat acara berlangsung, tampak antusiasme publik terhadap acara tersebut. Puluhan warga mulai dari pelajar, guru, dosen, hingga masyarakat dari pelbagai kelangan turut menghadiri acara tersebut.

Di lokasi acara, pengunjung disambut dengan jemuran puisi, serta lapak buku beragam tema. Kemudian, di dalam gedung, hadirin dapat menyaksikan pameran karya-karya dan foto 3 sastrawan dalam poster.

Karya-karya Sitor Situmorang antara lain Pertempuran dan Salju di Paris (1956), Toba Na Sae (1993), Biksu Tak Berjubah Dalam Sajak (1955), dan Sitor Situmorang: Kumpulan Sajak 1948-2008. Karya-karya AA Navis antara lain: Robohnya Surau Kami (1955), Kabut Negeri si Dali (2001), Kemarau (1967), Jodoh ((1999), Bertanya Kerbau pada Pedati (2002) ((AA Navis). Kemudian, karya-karya Kafka antara lain Metamorfosis (1915), Surat untuk Ayah (1919), Kastil (1926), dan America (1927).

Sementara itu, Heri CS, pegiat KLM menambahkan, dalam memperingati 100 tahun kematian Franz Kafka, komunitasnya bersama beberapa penulis dan penyuntuk karya-karya Franz Kafka menerbitkan dua buku, yakni: Di Depan Hukum & Cerita Lain Frakz Kafka dalam 13 Bahasa Daerah (diterbitkan Penerbit JBS, Juli 2024) dan Seratus Tahun Kafka: Kumpulan Esai (diterbitkan KLM bekerja sama dengan Interlude Yogyakarta, November 2024).

Tiga cerpen Kafka yang diterjemahkan dari bahasa Jerman ke dalam bahasa Indonesia oleh Sigit Susanto, yakni Di Depan Hukum (Vor dem Gesetz), Sebuah Persilangan (Eine Kreuzung), dan Sang Penunggang Ember (Der Kubelreiter).

Kemudian, ketiga cerpen tersebut diterjemahkan para penulis dalam 13 bahasa daerah, yakni Papua Suku Mee Idakebo Dogiyae (diterjemahkan Nomensen Douw), Melayu Ambon (Jean Marlon Tahitoe), Sumbawa (Dedy Ahmad Hermansyah), Sasak Lombok dialek Ngeno-Ngene (Ahmad Sugeng), Dayak Banyaduq (Kristian), Bali (I Putu Supartika), Madura (Rizaldi Anugroho Pratama), Jawa (Sugito Sosrosasmito), Sunda (Eddi Koben), Lampung (Uzo Z. Karzi), Minangkabau (Indrian Koto), Batak Toba (M. Tansiswo Siagian), dan Aceh Suku Gayo (Salman Yoga S).

Sementara, untuk Seratus Tahun Kafka: Kumpulan Esai, tercatat, ada 12 penulis yang terlibat dalam kerja kolaborasi antarpenulis ini. Mereka yakni, Anton Kurnia yang menulis esai dengan judul Menyusuri Praha, Mencari Jejak Kafka; Triyanto Tiwikromo (Jejak Kafka di Berlin dan Praha); Yusri Fajar (Kafka, Wisata Sastra, dan Sastra Wisata); An. Ismanto (Menjadi Kafka); Wahid Kurniawan (Terjun ke Jurang, Refleksi atas Surat-Surat Kafka dan Milena); Kiki Sulistyo (Birokrasi Kafkaesque); Delpedro Marhaen (Hukum dan Keadilan Kafkaesque); Dedy Ahmad Hermansyah (Surat untuk Kafka); Sugito Sosrosasmito (Menerjemahkan Tiga Prosa Kafka dan Membaca Jawa); Heri Condro Santoso (Anak-anak Gregor Samsa); Warih Wisatsana (Kafka, Samsa, dan Saya); dan Sigit Susanto (Egosentrik Kafka dan Karya Monumental). (***)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: A Fauzi

Sumber: GRAHAMEDIA.ID

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bunda Literasi di Era Artificial Intelligence

Sabtu, 24 Mei 2025 | 16:52 WIB

Terpopuler

X