AI dapat menjawab banyak pertanyaan, tetapi manusia literat akan tahu pertanyaan mana yang bermakna untuk diajukan.
Bunda literasi harus menghadirkan optimisme baru.
Baca Juga: Ini Daya Tampung SPMB di SMA Kabupaten Blora
Teknologi dan tradisi bisa berjalan beriringan, saling melengkapi, bukan bertentangan. Buku dan AI bisa menjadi sahabat dalam proses belajar.
Bunda Literasi bukan hanya penggerak kegiatan baca tulis.
Harus menjadi simbol keberpihakan pada masa depan, pada anak-anak yang kelak akan menghadapi dunia yang jauh lebih kompleks daripada hari ini.
Sosok yang mengajak para ibu menghidupkan cerita di rumah, mendorong komunitas membuat taman baca, dan memeluk guru-guru yang sedang berjuang menghidupkan literasi di kelas.
Gerakan literasi yang digawangi oleh Bunda Literasi akan memperkuat daya tahan masyarakat Blora terhadap hoaks, radikalisme, dan budaya instan yang mengikis nalar kritis.
Dengan literasi yang kuat, warga Blora tidak hanya pintar membaca, tapi juga bijak bersikap, cerdas bermedia, dan produktif dalam mencipta.
Inilah transformasi sosial yang diharapkan hadir dari gerakan literasi.
Bunda Literasi adalah wajah kasih yang membimbing tanpa menggurui, memotivasi tanpa memaksa.
Ia menjelma jembatan antara generasi, antara tradisi dan inovasi, antara harapan dan kenyataan.
Baca Juga: Pemprov Jateng Gratiskan Siswa Miskin di Sekolah Swasta
Jadi mari kita dukung kiprah Hj. Ainia Shalichah sebagai Bunda Literasi Kabupaten Blora.
Artikel Terkait
Presentase Mana Yang Paling Banyak Dalam SPMB SMA/SMK di Jawa Tengah, Ini Presentasenya
Daftar Jalur Prestasi, Mata Pelajaran Apa Saja Yang Di Hitung Nilainya ?
Peringati Hari Buku dan Kearsipan, Apa Saja Yang Dilakukan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Blora ?
SMPN 1 Todanan Dipenuhi Ikan Lele