أللّهُمَّ صَلِّ صَلَاةً كَامِلَةْ. وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا. عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ. وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ. وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ. وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ. وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ. وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ. بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ. وَعَلَى آلِهِ. وَصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكْ.
Kemudian, bacaan tersebut juga harus diamalkan dalam beberapa kali.
“Kalau ijazahnya sih (dilakukan) 40 kali. Tapi saya nggak pernah (bersama) tim saya melakukannya sampai 40 kali. Paling 13-14 kali. Bahkan ada yang baru berapa kali sudah nggregeli (bersegera) untuk dijual,” ungkapnya.
Gus Zaim menambahkan bahwa amalan ini ditujukan untuk mengetuk hati orang yang memiliki tanah untuk segera dijual, bukan untuk menjadikan harga tanah tersebut murah.
“Mahal bisa beli lebih baik daripada murah tapi nggak bisa beli,” katanya.
Adapun untuk tawashul fatihahnya lanjut Gus Zaim, ditujukan kepada Rasulullah, Sultan Mahmud Al Minangkabawi, dan kepada mu’jiznya yakni Mbah Maksum Lasem.
“Saya ijazahkan ke njenengan. Ajaztukum,” pungkasnya.
Bagaimana? mau mencoba? semoga berhasil ya?.