GRAHAMEDIA.ID - Kabupaten Gresik, Jawa Timur, punya cerita menarik soal penanganan kawasan kumuh.
Dulu, tepatnya tahun 2014, wilayah kumuh di kabupaten ini tercatat seluas 192,18 hektare, tersebar di 49 desa dan kelurahan.
Namun, angka itu sempat melonjak jadi 875,43 hektare pada 2021. Untungnya, pemerintah daerah tak tinggal diam.
Berkat kerja keras dan berbagai program, angka itu berhasil ditekan jadi 554,3 hektare di tahun 2023.
Salah satu program andalannya adalah KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh), yang dijalankan dengan dukungan banyak pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, komunitas lokal, hingga sektor swasta.
Program ini nggak cuma fokus pada perbaikan fisik, tapi juga menyentuh aspek sosial dan ekonomi.
Salah satu kawasan yang jadi prioritas adalah "Pesisir Timur Gresik" khususnya Kampung Kemasan dan Pulopancikan. Kawasan ini dulunya penuh tantangan—banjir rob, drainase buruk, dan akses jalan yang kurang memadai.
Tapi perlahan, semua mulai berubah. Pemerintah melakukan intervensi bertahap, seperti membangun rumah pompa, memperbaiki jalan, pedestrian, hingga mempercantik kawasan dengan sentuhan tematik.
Yang menarik, kawasan ini dikembangkan dengan konsep heritage tourism. Kampung Arab dan Kampung Pecinan, misalnya, kini tampil cantik dengan gapura bertema khas, drainase yang tertata, dan pohon-pohon Tabebuya yang menambah estetika.
Kawasan ini mulai jadi daya tarik wisata religi yang unik dan otentik.
Baca Juga: Inilah Inspirasi Model Atap Carport untuk Rumah Minimalis
Nggak hanya di situ, semangat kolaborasi juga melahirkan inovasi-inovasi keren. Di Sidokumpul, dulunya dikenal sebagai kampung pemulung dan pengemis, kini menjelma jadi Kampung Kreasi.
Warganya aktif dalam kegiatan ekonomi kreatif berbasis daur ulang dan pertanian kota.