Pengerukan dasar laut berpotensi merusak terumbu karang di sekitarnya. Sedimen yang dihasilkan dapat menyebarkan partikel beracun, membahayakan ekosistem laut, dan menghancurkan habitat penting.
Kehilangan terumbu karang juga mengurangi perlindungan alami terhadap erosi pantai, serta mengancam keberlanjutan spesies laut seperti ikan dan penyu.
Baca Juga: Cara Mempercantik Dapur Rumah Minimalis Dengan Bahan HPL
2. Polusi Suara dan Gangguan Biota Laut
Aktivitas konstruksi menghasilkan gelombang suara bawah air yang dapat mengganggu kehidupan laut.
Mamalia laut, seperti lumba-lumba, mungkin kesulitan bernavigasi, mencari makan, atau berkomunikasi akibat gangguan suara ini.
Polusi suara juga dapat memaksa spesies tertentu bermigrasi, memengaruhi keseimbangan ekosistem.
3. Penurunan Muka Air Tanah
Penggalian terowongan dapat mengubah aliran air tanah dan menyebabkan penurunan muka air tanah di sekitar wilayah proyek.
Baca Juga: Sekjen PBB ke Prabowo Akui Peran Indonesia dalam Penyelesaian Krisis di Palestina Sangat Penting
Risiko ini perlu diperhitungkan, terutama jika memengaruhi pasokan air bagi masyarakat setempat.
Langkah ke Depan: Antara Kemajuan dan Keberlanjutan
Proyek tol bawah laut Nusantara menjadi tonggak sejarah dalam pembangunan infrastruktur Indonesia.
Namun, keberhasilannya tidak hanya diukur dari kelancaran konstruksi, tetapi juga dari dampak jangka panjang terhadap lingkungan dan masyarakat.
Pemerintah dan pemangku kepentingan perlu mempertimbangkan langkah-langkah berikut:
Artikel Terkait
Kementerian Pekerjaan Umum Targetkan Rehabilitasi Gereja Blenduk Semarang Rampung Sebelum Natal 2024
Segera Rampung, Bendungan Sidan Suplai Air Baku Bagi 1.3 Juta Jiwa dan Dukung Pariwisata Bali
Hal-hal yang Perlu Didiskusikan Dengan Kontraktor Sebelum Membangun Rumah
Tren Desain Wall Moulding dan Kelebihan-kelebihannya
Cara Mempercantik Dapur Rumah Minimalis Dengan Bahan HPL