GRAHAMEDIA.ID - Pulau Penyengat, sebuah permata kecil di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, telah lama menjadi saksi bisu perjalanan budaya Melayu.
Dengan kekayaan sejarah seperti Masjid Sultan Riau yang megah dan keindahan alam yang memukau, pulau ini memiliki potensi besar untuk menjadi pusat wisata budaya dan sejarah yang mendunia.
Namun, permasalahan infrastruktur dan kekumuhan menjadi tantangan yang harus diatasi untuk merealisasikan visi tersebut.
Mengubah Wajah Pulau Penyengat
Sejak 2022, Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya memulai transformasi besar-besaran di Pulau Penyengat.
Fokus utamanya adalah menata kawasan kumuh di wilayah pesisir seluas 25 hektare, yang selama ini menghadapi masalah seperti genangan air, banjir, serta kurangnya sarana prasarana dasar seperti jalan dan drainase.
Dengan total anggaran Rp36,98 miliar dari APBN, proyek ini mencakup peningkatan kualitas jalan lingkungan, pedestrian, drainase, ruang terbuka publik, dan titik kumpul evakuasi.
Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kepulauan Riau, Fasri Bachmid, menjelaskan bahwa salah satu langkah pertama adalah memperbaiki jalan yang sebelumnya sempit dan rusak.
"Koridor-koridor baru yang rapi dan tertata kini menjadi akses utama bagi warga dan wisatawan," ungkapnya.
Baca Juga: Kelebihan Mengajukan KPR BPJS Ketenagakerjaan Yang Perlu Kamu Ketahui
Desain untuk Kehidupan yang Lebih Baik
Proyek ini tidak hanya fokus pada estetika tetapi juga pada fungsionalitas. Drainase, yang dulu menjadi sumber genangan, kini diperbaiki untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat.
Ruang terbuka publik dan titik kumpul evakuasi dirancang untuk memenuhi kebutuhan sosial masyarakat, sekaligus memberikan ruang nyaman bagi wisatawan.