Misalnya, pengembang bisa memilih untuk membangun satu rumah mewah dengan tiga rumah sederhana tanpa kewajiban menyertakan rumah menengah, atau membangun dua rumah menengah diimbangi dengan tiga rumah sederhana.
Baca Juga: Ibnu Abbas RA: Tertawa Penghinaan Terhadap Orang Lain Termasuk Dosa Besar
Penerapan konsep hunian berimbang tidak hanya menjadi langkah struktural untuk mengurangi backlog perumahan, tetapi juga membawa manfaat sosial yang signifikan.
Pendekatan ini menciptakan komunitas yang lebih inklusif dengan subsidi silang dari keuntungan rumah mewah dan menengah untuk mendukung pembangunan rumah sederhana dan fasilitas umum.
Dengan demikian, seluruh penghuni, baik dari lapisan ekonomi atas maupun bawah, dapat menikmati infrastruktur dan lingkungan yang berkualitas.
Selain mengurangi backlog, hunian berimbang juga memberikan solusi dalam mengatasi kesenjangan sosial.
Baca Juga: Adab dan Batasan Bercanda dalam Islam
Dengan memastikan distribusi perumahan yang merata, masyarakat dari berbagai latar belakang dapat hidup berdampingan dalam lingkungan yang harmonis.
Hunian berimbang juga menjadi katalisator untuk menciptakan kawasan permukiman yang lebih berkelanjutan, di mana pertumbuhan ekonomi, inklusi sosial, dan kelestarian lingkungan dapat berjalan seiring.
Konsep hunian berimbang adalah langkah strategis yang tidak hanya menjawab kebutuhan fisik akan tempat tinggal tetapi juga membangun fondasi untuk masa depan perumahan yang lebih adil di Indonesia.
Dalam upaya mewujudkan ini, peran pengembang sangat penting untuk mematuhi regulasi dan berkomitmen pada prinsip-prinsip keseimbangan.
Baca Juga: Pemprov Jateng Perbaiki 17.325 Unit Rumah Tak Layak Huni Selama 2024
Hanya dengan pendekatan ini, kita dapat menciptakan kota-kota yang inklusif, ramah bagi semua, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Dengan semangat gotong-royong dan kolaborasi semua pihak, Indonesia dapat bergerak menuju solusi perumahan yang lebih baik bagi semua lapisan masyarakat.(*)