GRAHAMEDIA.ID - Abrasi pesisir pantai utara Pulau Jawa di wilayah Demak adalah ancaman nyata.
Masyarakat harus melakukan banyak penyesuaian dalam beraktivitas ditengah-tengah kepungan air laut
Kampung tanpa daratan adalah sebutan untuk Desa Timbulsloko, Sayung, Demak, karena seluruh daratannya terendam limpasan air laut (Rob).
Salah satu yang terdampak adalah aktivitas pendidikan anak-anak pesisir, termasuk kegiatan keagamaan.
Baca Juga: Bantuan Kemanusiaan NU Peduli Palestina Tahap Kedua Jangkau 8 Ribu Warga Gaza
Belum lama ini, awal September 2023 Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Ubaidullah Shadaqah meresmikan madrasah terapung di Desa Timbulsloko.
Madsrasah terapung tersebut adalah bantuan dari donatur melalui Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU).
Selain madrasah terapung, Lazisnu juga membangun mushala dan tempat majelis taklim Diponegoro terapung di lokasi yang sama.
Harapannya, dengan keberadaan madrasah terapung tersebut, warga yang selama ini menderita karena terdampak Rob sedikit terobati dan bisa bangkit melalui aktivitas pendidikan.
Baca Juga: Jihad Ekologi, Santri Harus Semakin Peduli Masalah Lingkungan dan Kelestarian Alam
Disampaikan, akibat rob berbagai aktivitas di Timbulsloko lumpuh, tidak terkecuali aktivitas pendidikan dan pengajian.
Jika kondisi ini dibiarkan akan berdampak buruk terhadap mental anak-anak karena tidak sempat mengaji karena tempat ngajinya ditelan air rob.
Melalui program NU Peduli, PWNU Jateng menginisiasi pembangunan gedung terapung di atas lahan masyarakat yang tergenang rob.
Sumber dananya berasal dari masyarakat yang digalang LAZISNU Jateng.
Baca Juga: R20 ISORA Makin Kukuhkan Eksistensi NU sebagai Poros Islam di Asia
Laporan dari sejumlah PCNU di pantai utara (Pantura) Jateng menyebutkan bahwa areal daratan yang tergenang rob semakin meluas, karena itu NU harus hadir mendampingi warga yang terdampak bencana rob.
Fasilitas bangunan terapung di Timbulsloko tersebut berukuran 12 x 8 meter dan pembangunannya menghabiskan biaya sebesar Rp200 juta.
Sekretaris PWNU H Hudalloh Ridwan mengisahkan, sekitar tahun 1990-an wilayah yang terkena bencana rob pada awalnya merupakan desa yang makmur geman ripah loh jinawi.
Sebuah desa yang menjadi lumbung pertanian untuk kebutuhan masyarakat.
"Terdapat hamparan sawah yang luas, terdapat kebun pohon kelapa dan sebagainya, namun kini semua tenggelam tergenang air laut," terangnya.
Baca Juga: LAZISNU PBNU Serahkan 1 Ton Bantuan Selimut Musim Dingin untuk Warga Gaza
Persoalan rob menurutnya, belum ada solusi dari pemerintah, sehingga masyarakat di pesisir pantai khususnya di Demak dan Pekalongan tidak hanya kehilangan mata pencaharian akan tetapi juga kehilangan kampung halaman.
"Semoga pemerintah bisa segera bergerak mengatasi rob di kawasan pantai utara Jateng," pungkasnya.***
Artikel Terkait
Tahun 1939 NU Galang Dana untuk Palestina, Seruannya Dimuat di Koran Berbahasa Sunda
Tahun 1938 PBNU Pernah Serukan Umat Islam Baca Qunut Nazilah Tiap Sembahyang Fardhu
LAZISNU PBNU Serahkan 1 Ton Bantuan Selimut Musim Dingin untuk Warga Gaza
LAZISNU PBNU Melalui AWC Distribusikan Ribuan Liter Air Minum dan Ribuan Paket Bahan Pokok ke Gaza
Ketum PBNU Beberkan Bukti Bahwa KH Ahmad Dahlan Adalah Waliyullah
Baznas Serahkan Rp10 Miliar Kepada PBNU Untuk Beasiswa Pendidikan Tinggi
Bantuan Kemanusiaan NU Peduli Palestina Tahap Kedua Jangkau 8 Ribu Warga Gaza
R20 ISORA Makin Kukuhkan Eksistensi NU sebagai Poros Islam di Asia
Katib 'Aam PBNU: Hormati Pilihan Orang Lain Tanpa Perlu Mencela