Kini koplaan kembali berubah wajah entah yang keberapa kali. Bagi pedagang atau penjual yang berjualan dari awal, tentu ada kenangan dan cerita yang tidak bisa dihapuskan. Tak kecuali para pembeli yang sudah biasa di Koplaan.
Bangunan koplaan kini, lebih megah dan lebih lapang. Kuliner yang di sajikanpun telah beragam. Kini pecel pincuk daun jati juga tersaji di Koplaan. Ada banyak kuliner yang tersaji, ya tergantung selera dan isi dompet kita.
Geliat kuliner saat malam hari lebih terasa dan makin ramai. Ini berbeda dengan dahulu, yang saat malam semakin sepi.
Panas dan Perang Tulisan
Kini banyak pedagang yang menempati lapak-lapak yang ada. Masing-masing pedagang membuat banner menuliskan menu yang ada. Maka yang nampak adalah perang tulisan menu. Justru itu yang malah membuat tidak enak dipandang mata.
Menjadi tidak rapi dan tidak estetik. Kalau dulu hanya tulisan Satai Ayam, Kambing, ataupun Soto dibawahnya ada nama penjualnya diatas triplek atau kayu diletakkan ditengah warung. Pokoknya sangat khas.
Kini yang terlihat banner plastik memenuhi ruang kosong yang ada di tembok atau ruang terbuka lainnya.
Bukan hanya perang banner dan menu. Lokasinya kini lebih panas. Tidak ada pepohonan sama sekali. Padahal area terbuka atau lokasi parkir cukup luas. Sejak pagi saja sudah panas, apalagi siang sampai sore.
Alahkah indahnya jika arel parkir yang cukup luas, bisa ditanami pepohonan. Sehingga Koplaan setidaknya terlihat lebih sejuk, lebih segar dan lebih asri tentunya. Jika itu dilakukan bukan tidak mungkin akan lebih ramai dikunjungi pecinta kuliner.
Tempat yang pas untuk nongkrong sambil mengobrol dan bercerita akan hari ini. Ataupun ngorol santai dengan relasi bisnis.
Tentu juga dikonsep dengan suasana santai dan memilih menu sesuai dengan selera. Adanya pohon-pohon yan ditanam, juga bisa mempercantik wajah kota. Bukan hanya sejuk bagi pecinta kuliner, tetapi juga areal parkir jadi tidak panas lagi.
Lokasi koplaan yang berada di jantung Kota Blora, idealnya bisa menjadi wajah kota seperti halnya Alon-alon. Koplaan harus menjadi lebih ramai dan didatangi oleh penikmat kuliner. Harga bersahabat dengan isi dompet, ramah dan humanis.
Apapun itu Koplaan tetap akan menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari sejarah Blora. Koplaan tetap menjadi sumbu bagi aktivitas kuliner, khususnya satai. Sebab dulu kalau mencari satai tentu di koplaan, dan itu harus tetap di jaga.
Meski kini satai bisa mudah ditemukan di sejumlah tempat yang ada di Blora. *
Artikel Terkait
Umbul Brintik Klaten, Kolam Alami yang Dilengkapi 11 Jenis Terapi
Pilihan Warna Cat Kamar Mandi Yang Sempurna Agar Nampak Luas
5 Kegiatan Seru di Dalam Rumah yang Bisa Dilakukan Saat Libur
5 Museum yang Bisa Dikunjungi Secara Virtual dari Rumah, Dijamin Liburanmu Seru!
Ingin Punya Rumah di Calon Ibu Kota Baru Kabupaten Semarang? Inilah 2 Perumahan Bersubsidi Harga Rp160 Jutaan di Bawen