GRAHAMEDIA.ID - Cepu selalu menyimpan sejarah yang tiada duanya. Bukan hanya soal sejarah perminyakan tetapi juga perkayuan.
Pada masa jayanya, kayu jati yang ada di hutan. Saat ditebang diangkut dengan kereta menuju Tempat Penimbunan Kayu (TPK).
Nah salah satu kereta itu, saat ini masih ada beserta rel. Kini kereta yang disebut loco ini oleh KPH Cepu digunakan sebagai sarana wisata.
Loco Tour ada yang pernah mendengarnya, bagi yang tinggal di kawasan Blok Cepu (Blora, Bojonegoro, Tuban, Lamongan) tentu tidak asing lagi.
Baca Juga: Koplaan Blora Sentra Kuliner, Dulunya Ada Toserba Gajah Mas, Gedung Bioskop
Loco Tour kini menjadi heritage. Wisata loco tour sampai saat ini masih bisa dinikmati. Tetapi dengan rute terbatas.
Jarak tempuh yang tidak jauh. Tetapi sebelumnya memang menggunakan loco tua jarak tempuh sampai jauh menyusuri lebatnya hutan jati alam yang ada di KPH Cepu.
Bagi masyarakat yang ingin menikmati loco tour cukup datang di Jl Sorogo-Cepu, sebelum Kantor KPH Cepu jika dari Migas Cepu belok kiri.
Kalau dari Kota Blora berjarak sekira 34 km dan 40 menit menggunakan mobil. Namun jika naik kereta turun langsung di Stasiun Cepu, tidak sampai 10 menit sudah sampai lokasi.
Namun jika dari luar kota yang menggunakan mobil, disarankan lewat exit Tol Ngawi. Perjalanan Ngawi Cepu sekira 60 menit, kondisi jalan sudah bagus.
Jadi tinggal pilih mau rute darat via kereta atau mobil.
Jika kesana sebaiknya bersama rombongan, sebab jika sendirian loko tour belum bisa diberangkatkan. Jadi rame-rame paling cocok.
Perjalanan wisata menggunakan Kereta Ruston dari Bengkel Traksi menuju Depo ke Tempat Penimbunan Kayu (TPK) Batokan.
Dikenakan biaya sebesar Rp15.000 per orang atau untuk paket sewa senilai Rp750.000 per gerbong yang berisi 25 orang untuk jarak paling dekat.
Kedua, ada Loco Tour yang menggunakan lokomotif Drensin buatan Jepang dengan mesin merek Honda. Lokomotif Drensin merupakan hasil modifikasi dari jenis Colt T120 serta lori ontel.