Seperti Cepu, Randublatung, Ngawen, Muraharjo, Jomblang, Bangkleyan, Randualas dan beberapa tempat menjadi saksi sejarah dimana TNI, Polisi dan masyarakat secara bergotong royong mengusir Belanda dari tanah Blora.
Sebagai Landmark Blora, tugu yang menjulang tinggi keatas dan berada ditengah-tengah kota Blora.
Bangunan yang menjulang itu menggambarkan pohon jati dan diatasnya ada dua buah lambang Garuda menghadap ke timur dan barat.
Mengapa pohon jati, tentu karena jati adalah identic dengan Blora yang memiliki hutan jati cukup luas.
Jika akan masuk kota Blora tentu harus melintas dijalanan yang membelah hutan jati.
Lambang Garuda Pancasila yang terpasang di sisi timur dan barat, menandakan kalau warga Blora siap menyambut terbitnya fajar dan tenggelamnnya matahari.
Baca Juga: Pernah Naik Loco Tua dan Gerbong dari Kayu, Mampir Saja di Loco Tour Perhutani KPH Cepu
Sekaligus memberi pesan kalau masyarakat Blora, adalah masyarakat pejuang, pekerja keras dan terus berkarya dalam segala bidang.
Khususnya pertanian, perhutanan dan mengolah sumber daya alam yang tersedia di Blora.
Gambaran itu semua, terpahat jelas dari beberapa patung yang ada di sekelingnya. Bahkan relief-relief yang bisa bercerita tentang aktifitas warga Blora.
Hingga saat ini, Tugu Garuda Pancasila masih awet bediri tegak dan bisa disaksiakan dari semua penjuru jalan protokol.
Terlebih di sebelah timur laut Tugu kini ada ruang public Taman Mustika dimana banyak pelajar, masyarakat memanfaatkan taman itu untuk beraktifitas.
Yang berubah kini ada air mancur dan kolam yang mengelilingi tugu. Sebelumnya tanaman hias melingkar dengan asri di bawahnya.
Baca Juga: Eksotisme dan Humanisme Kehidupan Waduk Greneng
Adanya air mancur tentu makin menambah keelokkan Tugu Pancasila. Meski sebenarnya tanam hias tidak perlu dibongkar, sebab akan makin menambah kesan sejuk dan damai.