GRAHAMEDIA.ID – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) bergerak cepat dalam menangani dampak banjir yang melanda Kabupaten Jombang dan Mojokerto, Jawa Timur.
Bencana ini disebabkan oleh curah hujan ekstrem pada 9 Desember 2024 yang mengakibatkan Sungai Avour Watudakon meluap, merendam permukiman dan infrastruktur di sekitar kawasan tersebut.
Menteri PU Dody Hanggodo menegaskan bahwa keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama dalam penanganan bencana ini.
"Kami terus memprioritaskan keselamatan dan kenyamanan masyarakat terdampak. Kementerian PU memberikan dukungan penuh, baik dari sisi teknis maupun sumber daya, untuk memastikan situasi dapat terkendali," ujar Menteri Dody, dalam keterangan tertulisnya, Rabu 18 Desember 2024.
Baca Juga: Tol Fungsional Klaten-Prambanan Siap Dukung Kelancaran Arus Nataru 2024
Kementerian PU melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas telah mengerahkan sejumlah peralatan dan tenaga untuk penanganan darurat, termasuk dengan mengoperasikan excavator untuk membersihkan sumbatan sampah dan eceng gondok yang menghambat aliran sungai.
Selain itu juga dioperasikan Mobile pump berkapasitas 500 liter per detik dan pompa tank kapasitas 250 liter per unit untuk mengurangi genangan di area terdampak.
Sedangkan terhadap warga terdampak, pihaknya mendirikan tenda pengungsian bagi warga yang kehilangan tempat tinggal sementara.
Kepala BBWS Brantas, Hendra Ahyadi, menyatakan bahwa pihaknya juga telah berkoordinasi dengan lintas instansi, seperti Dinas PU Provinsi Jawa Timur, BPBD Jawa Timur, serta pemerintah kabupaten.
Baca Juga: Pahargyan Agung dan Kirab Pusaka: Ajang Edukasi Kebudayaan di Hari Jadi Kabupaten Purbalingga
"Selain alat berat, kami juga melakukan koordinasi intensif untuk memastikan seluruh langkah tanggap darurat berjalan sinergis," jelasnya.
Selain tindakan tanggap darurat, Kementerian PU terus memantau perkembangan situasi di lapangan.
Potensi banjir susulan masih menjadi ancaman, mengingat curah hujan yang diperkirakan tetap tinggi. Untuk itu, Kementerian PU mengimbau masyarakat agar waspada dan mematuhi arahan dari pihak berwenang.
"Kami juga akan mengevaluasi kondisi aliran Sungai Avour Watudakon untuk merencanakan langkah-langkah jangka panjang, seperti perbaikan tanggul dan pengelolaan sampah di sungai. Hal ini penting untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang," tambah Hendra.(*)
Artikel Terkait
Mengintip Fenomena Rumah Kosong di Jepang yang Dijual Murah Meriah. Tertarik ?
Bupati Tiwi Tegaskan Komitmen Purbalingga dalam Mendorong Kesejahteraan Penyandang Disabilitas
Longsor di Temanggung Akibatkan Satu Warga Meninggal, Proses Evakuasi Terkendala Hujan Deras
Melongok Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Lasem Rembang. Mampu Tampung 150 Siswa
Siaga SAR Khusus: Basarnas Semarang Siapkan 144 Personil dan Alutsista untuk Amankan Liburan Natal dan Tahun Baru