GRAHAMEDIA.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau kepada warga agar mewaspadai bencana Hidrometeorologi. Sebab, di sejumlah daerah sudah mulai turun hujan.
"Cuaca ekstrem berpotensi besar terjadi selama musim peralihan. Mulai dari hujan lebat disertai petir dan angin kencang serta hujan es," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati sebagaimana dilansir dari laman bmkg.go.id pada Senin, 13 November 2023.
Sebab, potensi cuaca ekstrem berpotensi terjadi di masa peralihan (Pancaroba) dari musim kemarau ke musim hujan ini .
Baca Juga: FIFA Punya Kantor di Jakarta Lho? Ini Istimewanya...
Dwikorita mengatakan, arah angin bertiup sangat bervariasi, sehingga mengakibatkan kondisi cuaca bisa dengan tiba-tiba berubah dari panas ke hujan atau sebaliknya.
Namun, secara umum biasanya cuaca di pagi hari cerah, kemudian siang hari mulai tumbuh awan, dan hujan menjelang sore hari atau malam.
Dwikorita menyebut, awan Cumulonimbus (CB) biasanya tumbuh disaat pagi menjelang siang, bentuknya seperti bunga kol, warnanya ke abu-abuan dengan tepian yang jelas.
Namun, menjelang sore hari, lanjut Dwikorita, awan ini akan berubah menjadi gelap yang kemudian dapat menyebabkan hujan, petir dan angin.
"Curah hujan dapat menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir bandang dan tanah longsor. Karenanya, kepada masyarakat yang tinggal didaerah perbukitan yang rawan longsor, kami mengimbau untuk waspada dan berhati-hati," tuturnya.
Baca Juga: LAZISNU Salurkan Bantuan Tahap Kedua untuk Palestina Pekan Ini
Dwikorita mengatakan, BMKG memprediksi awal musim hujan 2023/2024 umumnya akan terjadi pada bulan Oktober - Desember 2023 yaitu sebanyak 477 Zona Musim (ZOM) atau 68,2 persen.
Sementara puncak musim penghujan umumnya diprakirakan pada bulan januari - Februari 2024, yaitu sebanyak 385 ZOM (55,1%).
Selain kepada masyarakat, Dwikorita juga meminta kementerian/lembaga, pemeritah daerah, dan institusi terkait untuk melakukan langkah mitigasi terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologis selama musim hujan.
Baca Juga: Aspek Netralitas Akan Jadi Sorotan Komisi I dalam Fit and Proper Test Calon Panglima TNI