berita

Menebar Mimpi Anak-Anak Sekolah Kawasan Hutan Jati

Rabu, 6 Agustus 2025 | 11:17 WIB
empat orang murid SDN 1 Sumengko Radublatug Blora belajar dikelas. (grahamedia.id)

 Termasuk untuk memudahkan dalam mengkases perangkat digital untuk pembelajaran dan assement. Memasang jaringan internet sendiri dan dibayar dengan iuran setiap guru.

Areal sekolahnya sebenarnya ada sinyal tetapi sangat susah, apalagi jika kegiatan dengan menampilkan visualisasi gambar.

Bukan hanya soal jaringan internet,  seragam murid juga dibelikan oleh sekolah dengan hasil iuran dari guru. Begitu juga jika ada kegiatan lainnya yang harus diikuti oleh murid seperti lomba-lomba ditingkat kecamatan.

“Kalau bisa ada pendampingan keuangan untuk sekolah yang siswanya sedikit, seperti yang ada di Sumengko,” harap Edy Siswanto.

Harapannya ada BOS daerah  sebagai pendamping, seperti halnya pada jenjang SMA/SMK yang mendapatkan BOS dari Provinsi. BOS daerah ini tentu akan sangat membantu operasinal bukan hanya sekolah yang minim murid tetapi juga sekolah lainnya.

Baca Juga: Arpus Semarang Ajukan Karya KH Sholeh Darat Jadi Memori Kolektif Bangsa

BOS daerah sebelumnya pernah diberikan oleh Pemkab Blora, tetapi sejak lima tahun terakhir dihentikan. Sehingga  mulai TK-SMP hanya mendapatkan BOS reguler yang berasal dari Pemerintah Pusat.

Danik Ekawardani yang ditempatkan sebagai Kepala SDN 2 Sumengko mengakui hal yang sama. Namun sekolahnya memiliki murid lebih banyak ada sekitar 34 murid dari kelas I-VI dan tahun ajaran baru mendapatkan 5 murid.

Persoalan yang dihadapi sekolahnya sama persis, bahkan letaknya jauh masuk didalam hutan dengan akses jalan yang tidak bagus.  Tapi dirinya mengakui kalau kondisi gedung yang ada di sekolahnya sangat tidak layak.

“Hampir 95 persen kondisinya rusak dan tidak dapat digunakan,” ujar Danik yang baru menjadi Kepala SDN 2 Sumengko.

Baca Juga: Danantara Fasilitasi Sinergi Pertamina–PLN: Langkah Serius Menuju Ketahanan Energi Nasional

Saat ini, hanya menggunakan ruangan yang masih bisa bisa digunakan. Itupun satu kelas dibagi menjadi dua ruangan.  Kondisi tersebut sudah berlangsung lama.  Untuk perbaikan saat ini belum ada, dan harapannyaa segera di perbaiki agar murid dapat belajar dengan nyaman.

Mimpi itu penting, maka Ketika mereka punya mimpi jadi orang terdidik, anak-anak akan sekolah. Dan kita sebagai orang terdidik punya tanggung jawab menularkan virus pengetahuan kepada mereka.  ***

Halaman:

Tags

Terkini

 Jawa Tengah Siap Sambut Nataru, Inilah Kesiapannya

Minggu, 21 Desember 2025 | 16:40 WIB