GRAHAMEDIA.ID - Bisnis properti atau rumah di Indonesia dinilai masih menjanjikan, mengingat masih banyaknya warga yang memiliki hunian.
Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR, Herry Trisaputra Zuna, mengatakan, backlog perumahan di Indonesia mencapai 12,7 juta keluarga yang belum memiliki rumah.
Oleh karena itu, menurut Herry, situasi itu menjadikan potensi bagi bisnis properti ke depannya.
"Bisnis properti ke depan masih relatif besar. Saat ini backlog perumahan mencapai 12,7 juta keluarga yang belum memiliki rumah, dan meningkat 680 rumah tangga baru setiap tahunnya,” ucap Herry dalam acara Property Outlook 2024: Prospek Pembiayaan Perumahan di Tahun Politik secara daring, Selasa, 27 Februari 2024.
Baca Juga: Inilah 4 Tips Aman Bagi Pemula untuk Memulai Investasi Properti
Selain itu, lanjut dia, prospek ityu juga didorong oleh tingkat suku bunga KPR bersubsidi yang masih tetap lima persen.
Hal ini memberi angin segar bagi pengusaha properti untuk membangun bisnisnya di Indonesia.
Berdasarkan tren suku bunga acuan Bank Indonesia sejak Oktober 2023 hingga Februari 2024 BI Rate tetap di level 6 persen. Namun suku bunga dasar kredit Desember 2023 berada di 8,99 persen. Namun Kemen PUPR bahwa bunga kredit rumah atau KPR subsidi tetap 5 persen,
Lebih lanjut, bisnis properti juga didukung oleh para calon presiden dan wakil presiden Indonesia ke depan.
Menurut Herry, berdasarkan dokumen visi dan misi capres-cawapres dalam pemilihan umum 2024, calon pemimpin bangsa memiliki komitmen tinggi terkait penyediaan rumah dan hunian yang layak.
"Berdasarkan dokumen visi dan misi para capres dan cawapres periode 2024-2029 setidaknya 3 juta rumah yang diperkirakan akan dibangun oleh pemerintah baru mendatang, yaitu masing-masing satu juta rumah di pedesaan, perkotaan, hingga daerah pesisir,” ucapnya.
Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Bagaimana Permintaan Properti di Indonesia? Cek-Cek!
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Consumer & Commercial Lending PT Bank Tabungan Indonesia (BTN), Hirwandi Gafar menyebut, kemampuan Milenial membeli rumah berdasarkan data Perumnas hanya berkisar Rp200 juta sampai Rp400 juta.
Menurutnya, kondisi tersebut patut disorot dalam hal kebutuhan program pembiayaan dan penyediaan rumah yang memiliki skema menarik dan terjangkau.
Artikel Terkait
Properti Syariah, Investasi Aman dengan Prinsip Keislaman: Larangan Riba dan Transaksi Spekulatif
Operasional Kereta Cepat Pengaruhi Pengembangan Properti Perumahan
Harga Properti Diprediksi Kian Melonjak pada 2024, Inilah Alasan-Alasannya
Jelang Pemilu 2024, Bagaimana Permintaan Properti di Indonesia? Cek-Cek!
Inilah 4 Tips Aman Bagi Pemula untuk Memulai Investasi Properti