bursa-properti

Jelang Pemilu 2024, Bagaimana Permintaan Properti di Indonesia? Cek-Cek!

Rabu, 7 Februari 2024 | 10:50 WIB
ilustrasi rumah idaman (finansialku.com)

GRAHAMEDIA.ID - Tahun 2024 adalah tahun politik. Selain akan diselenggakannya pemilu pada 14 Februari 2024 nanti, pada akhir tahun juga akan diselenggarakan Pilkada serentak.

Lantas, bagaimana dengan sektor properti? apakah permintaannya akan menggeliat atau justru akan menurun?

Melansir laman knight franks asia pada Rabu, 7 Faberuari 2024, saat mendekati pemilu, sektor properti di Indonesia diperkirakan akan mengalami fluktuasi kembali.

Salah satu faktornya, sebagian orang mungkin menunda pembelian properti karena kegiatan politik, sementara sebagian orang yang lain mungkin memanfaatkan kesempatan tersebut untuk investasi.

Baca Juga: Harga Properti Diprediksi Kian Melonjak pada 2024, Inilah Alasan-Alasannya

Kebijakan politik yang diusulkan oleh calon pemimpin juga dapat mempengaruhi sentimen pasar, terutama jika ada janji pembangunan infrastruktur atau kebijakan perpajakan yang berpotensi mempengaruhi sektor properti.

Selain itu, selama tahun pemilu, ada kecenderungan investor untuk menahan investasi, karena para investor lebih berhati-hati sambil menunggu hasil pemilu dan kejelasan kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah yang baru.

Menurut Bank Indonesia, pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih kuat di kuartal ketiga tahun 2023, yaitu pada angka 4,94% (YoY).

Pertumbuhan ekonomi ini masih didominasi oleh permintaan domestik, baik konsumsi swasta dan Pemerintah, maupun investasi.

Baca Juga: Ekonomi Jateng Tumbuh 4,98%, Inilah Empat Lapangan Usaha yang Berkontribusi

Pada tahun 2023, menurut salah satu platform digital jual beli properti, disebutkan bahwa permintaan terhadap rumah tapak masih mendominasi permintaan properti di semester I tahun 2023.

Permintaan terhadap rumah tapak ini didominasi pembeli usia 18-44 tahun, yaitu sebanyak 70,4%, dengan harga hunian yang paling banyak dicari berada pada kisaran harga Rp 400 juta - Rp 1 Miliar.

Hal ini sejalan dengan temuan Knight Frank Indonesia, yaitu pada pasar kondominium, permintaan masih didominasi dari unit dengan harga Rp 18 juta - Rp 24 juta per meter persegi.

Senior Research Advisor dari Knight Frank Indonesia, Syarifah Syaukat, mengungkapkan bahwa preferensi generasi MZ (Millennial dan Z) dipengaruhi oleh faktor lokasi dan high-tech applied design. Yang mana, preferensi tersebut diperkirakan masih akan muncul di tahun 2024.

Halaman:

Tags

Terkini

Melongok Pembangunan Perumahan Berbasis Koperasi

Selasa, 15 Juli 2025 | 10:42 WIB

Praktis, Inilah Cara Beli Rumah Lelang BTN 2025 

Selasa, 18 Februari 2025 | 14:03 WIB