GRAHAMEDIA.ID - Penggunaan joki KPR di Indonesia kini semakin marak, terutama di kalangan masyarakat dengan skor kredit rendah. Banyak calon pembeli rumah memilih jasa joki perumahan karena penghasilan mereka tidak memenuhi syarat dari pihak bank.
Cara ini dianggap solusi cepat ketika pengajuan KPR ditolak, tapi manfaatnya sering kali hanya bersifat sementara.
Meski terlihat membantu, menggunakan joki KPR rumah sebenarnya menyimpan berbagai risiko hukum dan kerugian finansial. Tanpa disadari, tindakan ini bisa menjerumuskan Pins pada jeratan hutang dan masalah hukum yang serius di kemudian hari.
Apa Itu Joki KPR?
Joki Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah pihak ketiga yang menawarkan jasa untuk membantu proses pengajuan kredit rumah. Mereka biasanya menggunakan data atau nama orang lain agar pengajuan KPR dapat disetujui oleh pihak bank. Cara ini sering digunakan oleh konsumen yang penghasilannya rendah atau punya riwayat kredit buruk.
Meski terlihat sebagai solusi, meminjam identitas orang lain jelas melanggar aturan bank dan perundang-undangan.
Penggunaan joki untuk kredit rumah termasuk tindakan penipuan dan berpotensi menimbulkan masalah hukum di kemudian hari. Bank sendiri bisa langsung membatalkan KPR secara sepihak kalau ditemukan data palsu dalam proses pengajuan.
Cara Kerja Joki KPR
Cara kerja joki perumahan biasanya dimulai dengan menyediakan data palsu seperti KTP fiktif atau slip gaji palsu. Bahkan ada juga yang menggunakan nama orang lain yang memiliki skor kredit tinggi supaya lolos verifikasi bank. Nah, lantas bagaimana caranya supaya ini bisa berhasil?
Biasanya, ada joki yang bekerjasama dengan oknum perbankan atau pihak developer. Mereka membantu memanipulasi data agar pemohon bisa memenuhi syarat pengajuan KPR, padahal seharusnya tidak layak.
Cara ini marak sekali di Indonesia, karena banyak orang yang kesulitan memenuhi persyaratan dari bank.
Persyaratan tersebut itu biasanya adalah syarat penghasilan dan memiliki riwayat kredit yang buruk. Nah, karena mereka ingin sekali memiliki hunian yang layak, maka mereka nekat menggunakan jasa joki meski berisiko besar.
Baca Juga: Simak!, Inilah Jenis Biaya dalam Proses Take Over KPR
Risiko Menggunakan Jasa Joki KPR