Senin, 22 Desember 2025

Tantangan Perkotaan: Menyikapi Ledakan Penduduk di Indonesia

Photo Author
- Kamis, 5 Desember 2024 | 10:31 WIB
ilustrasi urbanisasi (fotojet.com)
ilustrasi urbanisasi (fotojet.com)

GRAHAMEDIA.IDPertumbuhan penduduk perkotaan di Indonesia terus menjadi isu yang kompleks.

Kota-kota besar, yang dulu dianggap sebagai janji kehidupan lebih baik, kini menghadapi tantangan berat akibat urbanisasi yang berlangsung tanpa kendali.

Urbanisasi besar-besaran yang mulai marak sejak era 1980-an dan 1990-an, didorong oleh industrialisasi pesat, mengubah wajah perkotaan sekaligus menimbulkan masalah baru yang membutuhkan perhatian serius.

Pada awalnya, migrasi dari desa ke kota dianggap sebagai peluang emas. Industri besar di kota membuka ribuan lapangan kerja yang menarik banyak orang untuk meninggalkan kampung halaman mereka.

Namun, seiring waktu, fakta menunjukkan tidak semua impian para migran tersebut terwujud.

Baca Juga: Perbankan Diminta Bantu Wujudkan Program Swasembada Pangan

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) perkotaan mencapai 5,89 persen pada 2024, lebih tinggi dibandingkan angka di desa yang hanya 3,37 persen.

Ketidakseimbangan antara pertumbuhan penduduk dengan ketersediaan lapangan kerja menjadi salah satu penyebab utama pengangguran ini.

Selain itu, persoalan tempat tinggal menjadi momok baru di perkotaan. Berdasarkan laporan BPS tahun 2022, dari 39,7 juta rumah tangga di Indonesia, hanya 30,6 juta yang memiliki tempat tinggal sendiri.

Sisanya, sekitar 9,1 juta rumah tangga, harus menyewa atau bahkan menumpang. Kekurangan hunian yang layak di kota menciptakan kesenjangan sosial yang tajam, memperburuk situasi mereka yang baru saja datang dengan harapan hidup lebih baik.

Baca Juga: Ibnu Abbas RA: Tertawa Penghinaan Terhadap Orang Lain Termasuk Dosa Besar

Fenomena ini tidak berdiri sendiri. Sejarah menunjukkan bahwa akar masalah urbanisasi kerap bermula dari desa.

Contoh nyata bisa dilihat dari studi Dewanta (2020) yang mengungkap eksploitasi di sektor pertanian tembakau di Jawa Tengah.

Relasi ekonomi yang tidak adil di desa, seperti yang dialami petani tembakau yang terjebak utang pada tengkulak dan calo, memaksa mereka meninggalkan desa.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: M.Syahrul

Sumber: GRAHAMEDIA.ID, perkim.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bunda Literasi di Era Artificial Intelligence

Sabtu, 24 Mei 2025 | 16:52 WIB

Terpopuler

X