Sebanyak 23 persen milenial memilih untuk menyewa hunian, 3 persen untuk tinggal di rumah dinas, serta hanya 11 persen yang berkeinginan memiliki rumah sendiri.
Baca Juga: Pasangan Muda! Pastikan Rencanakan Keuangan Rumah Tanggamu agar Sejahtera
Banyak faktor yang mewarnai fenomena ini, seperti :
- Menjulang tinggi harga properti dengan tingkat pendapatan masyarakat cenderung tetap bahkan bertolak belakang.
- Loyalitas terhadap pekerjaan sehingga memilih jarak tempuh terdekat ke lokasi bekerja.
- Tempat tinggal yang terpenuhi dengan fasilitas penunjang pekerjaan dan kehidupan sehari-hari.
- Serta gaya hidup milenial yang cenderung memenuhi kebutuhan sosial dan konsumtif.
Rumah tinggal bagi generasi milenial bukan sebagai kebutuhan dasar dengan asas kepemilikan.
Namun, sebagai ruang atau tempat pribadi serta bukan sebagai penunjang pemenuhan aktivitas sosial.
Baca Juga: Bagi Pasangan Muda Yang Ingin Cari Rumah Kontrakan, Perhatikan 8 Tips ini
Situasi ini serupa dengan awal masa urbanisasi massal di Eropa, dimana Properti dikuasai oleh kaum bangsawan, dan kebanyakan orang menjadi penyewa.
Rumah-pun berganti menjadi Apartemen, dan besarnya hanya cukup sebagai tempat tinggal pribadi, belum bisa dikatakan sebagai rumah ideal.
Saat ini memilih hunian bagi kaum milenial cenderung menginginkan rumah dengan harga terjangkau dan memiliki nilai.
Lonjakan kenaikan harga rumah bisa mencapai 50 persen hingga 200 persen namun bertolak belakang dengan kenaikan pendapatan milenial yang hanya 60 persen saja.
Baca Juga: Gedung Sobokartti Semarang, Saksi Bisu Pergumulan Intelektual Muda
Rumah tinggal yang berada di lokasi strategis, fungsional, terjangkau, dan cicilan yang sesuai kemampuan menjadi hunian impian kaum milenial.
Sehingga tinggal dan memiliki rumah tapak bukanlah pilihan tepat sebagai rumah tinggal. Apartemen, rumah tumbuh, dan rumah sewa sebagai alternatif pilihan hunian ideal bagi kaum milenial.
Penting mempertimbangkan lokasi tanah dekat dengan lingkungan yang baik (terintegrasi dengan akses transportasi publik, pusat perbelanjaan, sekolah, rumah sakit, dan lainnya) sehingga mereka bisa ‘menumpang’ fasilitas tersebut.
Strategis dan efisien waktu menjadi pilihan bagi kaum milenial dalam pilihan hunian.***