produktivitas

Danantara Fasilitasi Sinergi Pertamina–PLN: Langkah Serius Menuju Ketahanan Energi Nasional

Selasa, 5 Agustus 2025 | 20:37 WIB
Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) Pengembangan Energi Panas Bumi untuk Pembangkit Listrik, antara PT PLN Indonesia Power dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk.(PGE), Selasa 5 Agustus 2025. (PROMEDIA)

GRAHAMEDIA.ID – Satu langkah strategis menuju transisi energi bersih kembali ditegaskan pemerintah lewat kerja sama dua raksasa energi nasional, PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero), yang kali ini disatukan lewat fasilitasi Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia).

Lewat PT Danantara Asset Management, kolaborasi ini difokuskan pada percepatan pengembangan energi panas bumi—salah satu sumber daya terbarukan andalan Indonesia—yang akan menyokong ketahanan energi jangka panjang.

Momentum ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang menjadi payung kerja sama antara PLN melalui anak usahanya PT PLN Indonesia Power (PLN IP), dan Pertamina lewat PT Pertamina Geothermal Energy Tbk.(PGE), Selasa 5 Agustus 2025.

Baca Juga: Harapan Satu Satunya Untuk Sekolah Ditengah Keterbatasan

Kerja sama akan difokuskan pada pengembangan proyek-proyek panas bumi eksisting dan inisiasi proyek baru, dengan potensi kapasitas hingga 1.130 megawatt dan nilai investasi mencapai USD5,4 miliar.

Bagi Danantara, langkah ini bukan sekadar mediasi investasi. Ia adalah manuver strategis yang menegaskan fungsinya sebagai state asset integrator yang bertugas menjaga kedaulatan ekonomi sekaligus mendorong efisiensi lintas-BUMN dalam proyek bernilai tinggi.

“Kami berkomitmen memastikan setiap inisiatif pengelolaan aset strategis dilaksanakan dengan tata kelola yang akuntabel dan profesional,” kata Rosan Roeslani, CEO Danantara Indonesia.

“Kolaborasi ini mendukung ekonomi rendah karbon dan memperkuat kemandirian energi nasional,” sambungnya.

Baca Juga: Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji UIN Walisongo, WALI Tekankan Dimensi Ukhrawi

Kerja sama ini mencakup sinergi operasional di 19 proyek eksisting dengan kapasitas gabungan sekitar 530 MW, serta peluang pengembangan di wilayah prospektif baru.

Beberapa proyek prioritas yang telah disepakati melalui Consortium Agreement antara lain Ulubelu Bottoming Unit di Lampung dan Lahendong Bottoming Unit di Sulawesi Utara.

Langkah ini dinilai strategis karena dilakukan di tengah dinamika global energi yang semakin kompetitif dan mahal.

Potensi panas bumi Indonesia yang mencapai 23,7 gigawatt—terbesar kedua di dunia—masih belum tergarap optimal. Hingga kini, baru sekitar 2,3 GW yang dimanfaatkan.

“Pertamina melalui PGE berkomitmen menjadikan panas bumi sebagai tulang punggung energi bersih nasional,” ujar Simon Aloysius Mantiri, Direktur Utama Pertamina.

Halaman:

Tags

Terkini

Bunda Literasi di Era Artificial Intelligence

Sabtu, 24 Mei 2025 | 16:52 WIB