Nicodemus Hardi, generasi keempat yang kini memimpin perusahaan, menceritakan bahwa rahasia keawetan Davos terletak pada bahan-bahannya yang sederhana dan alami.
"Permen ini terbuat dari 98 persen gula pasir dan mentol, tanpa pewarna atau pengawet," katanya.
Davos mampu bertahan hingga dua tahun, membuktikan kualitasnya di tengah gempuran produk modern.
Ikon yang Menjadi Bagian dari Purbalingga
Permen Davos bukan hanya sekadar produk, melainkan ikon yang tak terpisahkan dari Purbalingga.
Nama “Davos” sendiri terinspirasi dari kota sejuk di Swiss, merepresentasikan rasa mint yang menyegarkan dan memberikan sensasi “semriwing” khas yang sulit dilupakan.
Dengan distribusi luas mulai dari Jateng, DIY, hingga DKI Jakarta, permen ini mempertahankan cita rasanya selama hampir satu abad.
Selain Davos klasik, PT Slamet Langgeng terus mengembangkan variasi produk untuk memenuhi selera masa kini, seperti Davos Mild, Davos Mini, dan permen kopi Koffie yang dirilis pada 2009.
Meskipun ada banyak jenis permen lain, bagi penggemarnya, Davos tetap menjadi pilihan utama. “Mereka yang sudah kecantol rasa Davos, sulit berpaling ke permen lain,” tutur Nicodemus.
Semakin Semriwing, Semakin Melegenda
Dengan meraih Siddhakarya Award, Davos membuktikan bahwa produk lokal bisa tetap bertahan dan berkembang di tengah persaingan.
Baca Juga: Pemprov Jateng Tawarkan 17 Peluang Investasi Kepada Investor
Artikel Terkait
Pasar Sanggeng Manokwari: Pusat Ekonomi Baru yang Modern dan Berwawasan Lokal
Jarak Ideal Septic Tank dengan Sumur yang Aman untuk Rumah
Lokasi-Lokasi Ini Yang Tidak Direkomendasikan Untuk Membangun Rumah Hunian
Perhatikan, Inilah Perbedaan Sertifikat Rumah Asli Atau Palsu
Inilah Ukuran Kitchen Set yang Ideal Untuk Dapur Rumah Minimalis
Megathrust Potensi, Bukan Prediksi: BPBD Purbalingga Imbau Warga Tetap Tenang