GRAHAMEDIA.ID - Kotabaru, Yogyakarta, dulu dikenal sebagai kawasan hunian elite dengan arsitektur kolonial yang khas.
Pohon-pohon rindang dan bangunan tua yang masih kokoh menjadikannya salah satu area yang terlalu indah untuk sekadar dilalui.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, wajah Kotabaru berubah drastis. Dari kawasan perkantoran dan hunian, kini Kotabaru menjelma menjadi pusat gaya hidup modern dengan maraknya street cafe dan destinasi wisata kuliner.
Baca Juga: 39 Kejadian Bencana Landa Jateng Selama Januari 2025, Masyarakat Diminta Tetap Waspada
Transformasi yang Tak Terduga
Siapa yang menyangka kawasan yang dulunya tenang ini kini menjadi salah satu magnet utama bagi wisatawan dan anak muda?.
Data dari Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta mencatat bahwa kunjungan wisatawan ke Kotabaru mencapai 500 ribu orang pada Agustus lalu, dengan rata-rata pengeluaran Rp200 ribu per orang.
Perubahan ini bukan sekadar kebetulan, melainkan hasil dari adaptasi kawasan terhadap tren dan kebutuhan masyarakat urban.
Fenomena street cafe yang menjamur di Kotabaru dimulai dari segelintir kafe yang beroperasi di kawasan tersebut.
Dengan konsep unik—menggunakan bajaj, sepeda, atau mobil sebagai gerai—street cafe di Kotabaru cepat menarik perhatian anak muda yang gemar berburu spot Instagramable.
Banyak pelaku usaha memilih kawasan ini karena keramaiannya, memberikan mereka peluang bisnis yang lebih menjanjikan dibandingkan di dalam bangunan formal.
Dampak Ekonomi dan Tantangan Regulasi
Meningkatnya jumlah street cafe membawa angin segar bagi perekonomian lokal. Tidak hanya pemilik kafe yang merasakan manfaatnya, tetapi juga para pelaku UMKM yang menjajakan makanan seperti sate taichan, cilok, dimsum, hingga angkringan.