YOGYAKARTA - Para Bakal calon presiden (Bacapres) yang akan berkompetisi pada Pemilu 2024 mulai menyampaikan gagasan ke ruang publik. Gagasan yang disampaikan adalah bagaimana mengentaskan kemiskinan yang masih tinggi di negeri ini.
Gagasan itu disampaikan oleh bakal capres dalam acara Mata Najwa on Stage bertajuk "Tiga Bacapres Bicara Gagasan" yang dihelat di kampus Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta pada Selasa (19/9) malam.
Salah satu Bacapres, Prabowo Subiyanto mengatakan, telah merumuskan 17 program prioritas. Salah satu 17 program prioritas itu adalah pengentasan kemiskinan.
“Kita harus berani dan mampu memberantaskan kemiskinan di bumi Indonesia. Kita juga harus berani memberantas korupsi, ini penyakit yang akan menghambat kita,” kata Prabowo.
Di tempat yang sama, Bacapres Ganjar Pranowo menyatakan, akan menargetkan akan menjadikan kemiskinan ekstrem di Indonesia harus nol.
Ganjar menjabarkan tujuh strategis yang mesti dilakukan, meliputi
Membangun SDM produktif, stablisasi harga pokok, penurunan kemiskinan. "kemiskinan mesti dihapus, setidaknya yang ekstrem mesti nol. Kerjaan sudah dimulai," ujar Ganjar
Ganjar menyebut strategi yang mesti dilakukan adalah memperkuat jaring pengaman sosial. Lalu, hilirisasi menuju industri kelas dunia.
Sementara itu, Bacapres Anies Baswedan mengatakan, gagasan yang disampaikan salah satunya adalah pemerataan lapangan kerja.
Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta ini, memperbanyak kota-kota sebagai pusat pengembangan perekonomian sehingga tidak terfokus di kawasan Jakarta dan kawasan pulau Jawa saja. “Kita menginginkan dan merencanakan kota-kota di Indonesia minimal 14 Kota menjadi mesin penggerak, inilah yang memungkinkan bagi semua untuk bisa mendapatkan lapangan pekerjaan yang setara,” kata dia.
Dalam kesempatan itu, Anies juga menyoroti soal tata kelola kebutuhan dasar seperti misalnya beras. Namun yang penting menurutnya yakni kepastian hukum. Sulit menurutnya kesejahteraan tercapai apabila tidak memprioritaskan kepastian hukum.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 25,90 juta orang, menurun 0,46 juta orang terhadap September 2022 dan menurun 0,26 juta orang terhadap Maret 2022.
Persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2023 sebesar 7,29 persen, menurun dibandingkan September 2022 yang sebesar 7,53 persen.
Sementara itu, persentase penduduk miskin perdesaan pada Maret 2023 sebesar 12,22 persen, menurun dibandingkan September 2022 yang sebesar 12,36 persen. ***