berita

Radio Jadi Corong Sebarkan Peringatan Dini Multibencana ke Wilayah Terdepan, Terpencil dan Tertinggal

Jumat, 6 Oktober 2023 | 15:45 WIB
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati Dwikorita (bmkg.go.id)

GRAHAMEDIA.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus berupaya memperkuat sistem peringatan dini multibencana di seluruh wilayah Indonesia, terutama di Daerah 3 T (terdepan, terpencil, dan tertinggal).

Tidak hanya dengan mengupgrade teknologi dan meningkatkan kapasitas SDM, BMKG juga membangun dan menguatkan kerjasama dengan media guna percepatan penyebaran informasi peringatan dini kepada masyarakat luas.

mengatakan, sesuai dengan perundangan yang berlaku, dalam rantai Peringatan Dini secara menyeluruh dari ujung ke ujung, informasi dan peringatan dini dari BMKG akan berhenti di Tingkat Propinsi atau Kabupaten, yaitu di BPBD.

Selanjutnya, BPBD bertanggungjawab untuk meneruskan peringatan dini tersebut ke warga masyarakat di wilayahnya, terutama yang berada di lokasi terdampak.

"Yang menjadi persoalan adalah informasi tersebut dapat terputus dan tidak berhasil tersambung untuk diteruskan kepada masyarakat oleh BPBD (Pemerintah Daerah), khususnya yang berada di daerah terpencil," ungkap Dwikorita dalam FGD Lemhanas -  Radio Republik Indonesia (RRI) di Jakarta, baru-baru ini

Baca Juga: Setelah Cuaca Panas Beberapa Bulan, Kemarau Kering Diprediksi Berakhir di Akhir Oktober

Guna mengatasi masalah tersebut, lanjutnya, selain menggencarkan penyebarluasan peringatan dini melalui aplikasi Info BMKG di telepon genggam dan melalui jaringan televisi, BMKG juga menjalin kerjasama dengan RRI.

Harapannya, siaran RRI dapat menjadi solusi terputusnya informasi tersebut, sehingga informasi peringatan dini BMKG dapat menembus daerah-daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T).

"Kami menggunakan semua kanal untuk mendiseminasikan informasi peringatan dini, tidak cuma terfokus pada 1 jenis media. Dengan begitu, gap antara yang menerima dan tidak menerima informasi dapat semakin kecil sehingga risiko bencana dapat semakin ditekan," imbuh Dwikorita.

Dwikorita mencontohkan, dalam kasus gempabumi dan tsunami, golden time atau rentang waktu singkat antara peringatan dini dan saat bencana tiba sangatlah sempit.

Maka, jika semakin cepat informasi peringatan dini tersebut sampai, maka kesempatan untuk menyelematkan diri pun semakin besar.

Dengan begitu, kata dia, risiko korban jiwa bisa diminimalisir.

Baca Juga: Tips Menghadapi Cuaca Panas Tak Biasa dari Kemenkes RI: Banyak Minum Air Putih Adalah Kunci!

Selain dengan RRI, BMKG juga membangun kerjasama dengan radio-radio lokal dan juga radio komunitas di daerah-daerah.

Tujuannya adalah agar informasi peringatan dini BMKG bisa tersebar semakin luas.

Di beberapa daerah, kata dia, BMKG juga telah bekerjasama dengan Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI).

Selain untuk penyebarluasan informasi peringatan dini, kerjasama dengan media yang dilakukan BMKG juga dalam upaya meningkatkan literasi kebencanaan masyarakat dan memerangi hoax bencana yang sering muncul dan menimbulkan ketakutan.

"Saat tsunami Jepang 2011 lalu, selain TV NHK, ada 122 stasiun TV, 24 radio AM, dan 25 radio FM yang ikut menyebar luaskan peringatan dini. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya informasi peringatan dini bisa segera sampai kepada masyarakat," pungkasnya.***

Tags

Terkini

 Jawa Tengah Siap Sambut Nataru, Inilah Kesiapannya

Minggu, 21 Desember 2025 | 16:40 WIB