GRAHAMEDIA.ID - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Suharyanto meminta masyarakat agar tetap meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Juga agar tidak terpengaruh oleh berita yang belum dipastikan kebenarannya.
Hal itu disampaikan atas beredarnya kabar soal twin tunnel Cisumdawu yang mengalami keretakan. Menurutnya informasi itu tidaklah benar dan faktanya jalur tol yang menghubungkan Cileunyi dan Kertajati masih aman untuk dilalui kendaraan.
"Keretakan dibagian dinding adalah informasi yang tidak benar, termasuk katanya menggangu tol Cisumdawu juga tidak benar," ujar Letjen Suharyanto.
Termasuk kabar yang sempat beredar tentang masifnya korban jiwa akibat gempa bumi ini yang terlihat dari banyaknya pasien di halaman Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumedang.
Suharyanto mengatakan bahwa pasien itu memang dievakuasi sementara dari dalam gedung karena prosedur keselamatan. Hal itu bukan berarti pasien itu adalah korban gempa bumi.
“Itu tidak ada ya. Justru yang sakit di rumah sakit yang ada di dalam dikeluarkan. Itu prosedur. Itu sudah dilaksanakan oleh Pemkab Sumedang dengan baik,” jelas Suharyanto.
Baca Juga: Presiden Pastikan Stok Beras Dipastikan Aman
Untuk penanganan dampak gempa. BNPB menyerahkan Dana Siap Pakai (DSP) senilai Rp 350 juta untuk mendukung seluruh penanganan darurat selama tujuh hari, sesuai periode masa tanggap darurat yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang.
Sejumlah logistik dan peralatan juga diberikan seperti tenda pengungsi, sembako dan permakanan lainnya untuk memenuhi kebutuhan awal.
“Kita memberikan sejumlah uang sebesar 350 juta rupiah untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak selama seminggu ini, termasuk untuk operasional tim yang bertugas, ini bentuk dukungan awal,” kata Suharyanto.
Selama masa tanggap darurat, tim BNPB menurunkan tim untuk melakukan pendampingan pembentukan posko termasuk pendataan lanjutan hingga proses rehabilitasi dan rekonstruksi. "Agar proses penanganan darurat dan rehabilitasi rekonstruksi dapat berjalan secara paralel," pintanya.
BNPB menerjunkan tim untuk posko komando, kemudian akan membantu pendampingan kaji cepat. Harapannya tidak menunggu sampai tujuh hari selesai namun secara paralel. *