Hal ini makin diperparah dengan kurangnya pemerataan penduduk. Kegiatan ekonomi yang lebih banyak berpusat di kota besar, khususnya Jakarta dan Pulau Jawa, membuat banyak orang memutuskan pindah ke wilayah tersebut sehingga membuat pasokan suplai tidak sepadan dengan permintaan.
4. Banyaknya Jumlah Penduduk Usia Produktif
Data kependudukan Indonesia menunjukkan jumlah penduduk Indonesia mayoritas berada pada usia produktif antara 25-40 tahun.
Rentang usia ini adalah rentang usia seseorang mulai memiliki pekerjaan tetap dan berumah tangga.
Oleh karenanya, sudah mulai mapan dan sudah berkeluarga, mereka mulai berencana memiliki rumah sendiri, yang pada akhirnya mendorong tingginya permintaan terhadap properti hunian.
Baca Juga: Ingin Fokus? Pakai 7 Aplikasi Time Blocking ini agar Lebih Produktif
5. Tingkat Ekonomi Meningkat
Pada Juli 2023, Bank Dunia meningkatkan klasifikasi tingkat ekonomi Indonesia menjadi kelas menengah atas dengan mendasarkan pada tingkat Pendapatan Nasional Bruto. Naiknya pendapatan masyarakat bisa diartikan juga sebagai naiknya kemampuan ekonomi masyarakat.
Kalau dilihat dari sisi penjual, ini tentu menjadi indikasi peluang yang baik untuk melakukan penyesuaian harga, termasuk harga properti. Karena itu, jangan heran kalau di 2024 ini harga properti bakal mengalami kenaikan.
6. Kenaikan Suku Bunga KPR
Bank Indonesia mengumumkan kenaikan suku bunga acuan, yakni Bank Indonesia 7 Days Reverse-Repo Rate menjadi 6% sejak Oktober 2023 lalu, kenaikan pertama sejak Januari 2023 yang sebesar 5,75%.
Kenaikan suku bunga acuan ini diperkirakan akan mendorong kenaikan suku bunga di pasar, termasuk untuk suku bunga KPR.
Baca Juga: Melunasi KPR Lebih Awal Atau Nyicil Sampai Lunas?, Inilah Kelebihan dan Kekurangannya
Naiknya suku bunga KPR memang tidak langsung memengaruhi kenaikan harga properti dari sisi penjual. Namun, kenaikan bunga KPR bisa membuat cicilan rumah dan harga akhir rumah menjadi lebih besar. (***)