GRAHAMEDIA.ID - Kota Bandung menghadapi tantangan besar dalam memastikan ketahanan pangan di tengah pesatnya urbanisasi dan pertumbuhan populasi.
Dengan proyeksi bahwa jumlah penduduk dunia akan mencapai 9,6 miliar pada tahun 2050, produksi pangan perlu ditingkatkan hingga 100 persen agar mampu memenuhi kebutuhan global.
Namun, di Bandung, masalah ketergantungan pada pasokan pangan dari luar kota, fluktuasi harga, dan keterbatasan lahan hijau semakin memperumit usaha tersebut. Salah satu dampaknya adalah prevalensi stunting yang mencapai 19,4% pada tahun 2022.
Baca Juga: Pelaku Industri Kopi Dari Luar Kota Ikut Meramaikan Festival Kopi Purbalingga #5
Untuk mengatasi masalah ini, Pemerintah Kota Bandung meluncurkan program Buruan SAE (Sehat, Alami, Ekonomis) pada tahun 2020.
Program ini mengajak warga menanam tanaman pangan di pekarangan rumah atau lahan kosong untuk mengurangi ketergantungan pangan luar kota, meningkatkan akses pangan sehat, serta memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat.
Program ini diimplementasikan di berbagai wilayah Kota Bandung, salah satunya di Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik.
Di wilayah ini, warga berhasil menanam berbagai jenis sayuran seperti kangkung, pakcoy, dan tanaman obat keluarga.
Baca Juga: BP Tapera Mulai Genjot Pembiayaan Perumahan Berbasis Syariah
Ketua RW 02 Sukamiskin, Deny Sukirman, mengatakan bahwa hasil panen dari program ini biasa dijual ke warga sekitar, dengan omzet mencapai Rp100.000 hingga Rp200.000 setiap kali panen dua bulan sekali.
Buruan SAE juga berkontribusi pada penurunan angka stunting di Kota Bandung. Dengan menanam dan mengonsumsi hasil panen sendiri, masyarakat dapat menikmati sayuran segar dan bergizi yang kaya akan vitamin dan mineral, membantu mencegah stunting pada anak-anak.
Keberhasilan program ini bahkan menarik perhatian dunia internasional. Kota Bandung menjadi satu-satunya wakil Indonesia dalam Milan Urban Policy Pact (MUPP), bergabung dengan 215 anggota dari seluruh dunia.
Bandung dianggap sukses dalam memanfaatkan lahan sempit perkotaan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi stunting.
Baca Juga: Prospek Coworking Dinilai Masih Menjanjikan. Inilah Hasil Surveinya