gaya-hidup

Mengapa Hunian Vertikal Sulit Diterima di Indonesia?

Selasa, 18 Februari 2025 | 11:52 WIB
Apartemen Transit Rancaekek Jawa Barat (p3jb.jabarprov.go.id)

Kendala ekonomi juga menjadi faktor penghambat bagi generasi muda, terutama Gen Z. Berdasarkan Indonesia Gen Z Report 2024 oleh IDN Research Institute, rata-rata pendapatan Gen Z masih di bawah Rp2,5 juta per bulan, sehingga sulit bagi mereka untuk mengakses hunian vertikal non-subsidi yang lebih banyak tersedia di pasar.

Baca Juga: Launching Program Makan Bergizi Gratis di Purbalingga, 9.540 Siswa Antusias Menikmati Menu yang Disajikan

Kendala Ekonomi dan Kebijakan Berkelanjutan

Tidak hanya aspek budaya dan sosial, faktor ekonomi juga menjadi tantangan dalam adopsi hunian vertikal. Banyak masyarakat berpenghasilan rendah masih merasa bahwa rumah susun bersubsidi pun tidak terjangkau.

Harga sewa atau cicilan rumah susun yang disediakan pemerintah dianggap masih cukup tinggi bagi sebagian besar masyarakat miskin kota.

Di sisi kebijakan, pengembangan hunian vertikal yang terjangkau menghadapi berbagai tantangan, termasuk regulasi dan insentif bagi pengembang. Masyarakat juga lebih menyukai rumah tapak karena kepemilikannya yang lebih jelas dan memberikan rasa aman dalam jangka panjang.

Baca Juga:  Ekspor Jateng Surplus 84,07 Juta Dolar AS Pada Januari 2025

Membangun Kesadaran dan Adaptasi

Adaptasi terhadap hunian vertikal di Indonesia memang tidak mudah. Meskipun ada beberapa keberhasilan dalam penyediaan rumah susun bagi masyarakat berpenghasilan rendah, tantangan budaya, persepsi, dan masalah sosial tetap menjadi hambatan utama.

Masyarakat masih merasa lebih nyaman tinggal di rumah tapak yang memberikan rasa kepemilikan serta keamanan yang lebih besar.

Untuk menjadikan hunian vertikal sebagai solusi jangka panjang bagi permasalahan perumahan di Indonesia, diperlukan upaya lebih dari pemerintah dan pengembang.

Penyediaan fasilitas yang mendukung interaksi sosial, kebijakan kepemilikan yang lebih fleksibel, serta penyesuaian harga agar lebih terjangkau menjadi langkah yang perlu diperhatikan.

Dengan pendekatan yang tepat, hunian vertikal bisa menjadi alternatif hunian yang lebih diterima dan memberikan solusi nyata bagi kebutuhan perumahan di Indonesia.(*)

 

Halaman:

Tags

Terkini

Inspirasi Desain Rumah Sederhana yang Populer

Rabu, 16 Juli 2025 | 10:03 WIB

Nikmatnya Buka Puasa dengan Dimsum Mentai

Rabu, 12 Maret 2025 | 07:34 WIB

Rusunawa: Solusi atau Sumber Masalah Baru?

Sabtu, 8 Maret 2025 | 15:49 WIB

Mengapa Hunian Vertikal Sulit Diterima di Indonesia?

Selasa, 18 Februari 2025 | 11:52 WIB