GRAHAMEDIA.ID - Hari ini, Kamis 8 Februari 2024 umat Islam memperingati Isra Mikraj.
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zakky Mubarak menceritakan dua kisah sedih yang dialami Nabi Muhammad SAW di balik peristiwa Isra Mikraj yang terjadi pada tanggal 27 Rajab.
Seperrti dikutip dari laman NU Online, Kiai Zakky dalam tulisannya berjudul Hari-hari Penuh Duka Menjelang Isra Mikraj mengatakan, peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad menyisakan kisah sedih yang mendalam, yang dikenal sebagai Amul Huzni atau tahun-tahun kesedihan.
Amul Huzni sangat berkaitan erat dengan peristiwa Isra Mikraj. Pada tahun itu, hati Nabi Muhammad merasa sangat sedih.
Baca Juga: Usaha Harus Diiringi Doa, Inilah Doa Agar Utangmu Bisa Lunas
“Salah satu yang membuat Nabi Muhammad begitu sedih lantaran beliau ditinggalkan oleh dua orang yang begitu beliau dikasihi. Dua orang yang selama ini menjadi penjaga bagi Nabi Muhammad, yakni istri beliau Sayyidah Khadijah dan pamannya Abu Thalib wafat,” kata Kiai Zakky
Tak berhenti sampai di situ, kesedihan Nabi Muhammad berlanjut karena banyaknya tekanan dari orang-orang Quraisy.
Hampir setiap hari Nabi menghadapi permusuhan dan penghinaan dari kaumnya, hingga pernah dilempari dengan tanah yang kotor dan mengenai seluruh kepalanya.
Hal itu, terang Kiai Zakky, disaksikan langsung oleh putri tercinta Nabi, Sayyidah Fatimah, sehingga membuat hati Fatimah pilu dan merasakan kesedihan mendalam.
Baca Juga: Kamu Merasa Resah dan Gelisah? Bacalah Doa Ini!
Melihat reaksi putri tercintanya Nabi Muhammad bersikap sangat bijak sembari berkata:
“Jangan menangis anakku, sesungguhnya Allah akan melindungi ayahmu.” Kisah yang ditulis Kiai Zakky di NU Online itu dikutip dari Kitab Hayatu Muhammad halaman 186 karya Muhammad Husen Haikal.
Tak hanya itu, kesedihan Nabi Muhammad seolah tak ada habisnya.
Kali ini Nabi melakukan perjalanan dakwah ke Thaif, berharap penduduk di sana mau menerima dakwahnya.
Artikel Terkait
Mengulang Hari Lahir Tak Mesti Dirayakan, Tapi Mengulang Doa di Hari Kelahiran Adalah Wujud Menghargai Hidup
Kisah Sukses Masyarakat Desa Penyangkringan Weleri Bangun 170 Unit Perumahan Komunitas
Ketika Tukang Kayu Membuat Rumahnya Secara Asal-Asalan
Bagaimana Hukum Memangkas Dahan Pohon Tetangga yang Membahayakan?
Jangan Bosan Menata Genteng yang Melorot