Senin, 22 Desember 2025

Tahun-tahun Kesedihan Nabi Muhammad SAW Dibalik Peristiwa Isra Mikraj

Photo Author
- Kamis, 8 Februari 2024 | 08:46 WIB
Ilustrasi Isra Mi'raj (Freepik)
Ilustrasi Isra Mi'raj (Freepik)

GRAHAMEDIA.ID - Hari ini, Kamis 8 Februari 2024 umat Islam memperingati Isra Mikraj.

Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zakky Mubarak menceritakan dua kisah sedih yang dialami Nabi Muhammad SAW di balik peristiwa Isra Mikraj yang terjadi pada tanggal 27 Rajab.

Seperrti dikutip dari laman NU Online, Kiai Zakky dalam tulisannya berjudul Hari-hari Penuh Duka Menjelang Isra Mikraj mengatakan, peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad menyisakan kisah sedih yang mendalam, yang dikenal sebagai Amul Huzni atau tahun-tahun kesedihan.

Amul Huzni sangat berkaitan erat dengan peristiwa Isra Mikraj. Pada tahun itu, hati Nabi Muhammad merasa sangat sedih.

Baca Juga: Usaha Harus Diiringi Doa, Inilah Doa Agar Utangmu Bisa Lunas

“Salah satu yang membuat Nabi Muhammad begitu sedih lantaran beliau ditinggalkan oleh dua orang yang begitu beliau dikasihi. Dua orang yang selama ini menjadi penjaga bagi Nabi Muhammad, yakni istri beliau Sayyidah Khadijah dan pamannya Abu Thalib wafat,” kata Kiai Zakky

Tak berhenti sampai di situ, kesedihan Nabi Muhammad berlanjut karena banyaknya tekanan dari orang-orang Quraisy.

Hampir setiap hari Nabi menghadapi permusuhan dan penghinaan dari kaumnya, hingga pernah dilempari dengan tanah yang kotor dan mengenai seluruh kepalanya.

Hal itu, terang Kiai Zakky, disaksikan langsung oleh putri tercinta Nabi, Sayyidah Fatimah, sehingga membuat hati Fatimah pilu dan merasakan kesedihan mendalam.

Baca Juga: Kamu Merasa Resah dan Gelisah? Bacalah Doa Ini!

Melihat reaksi putri tercintanya Nabi Muhammad bersikap sangat bijak sembari berkata:

“Jangan menangis anakku, sesungguhnya Allah akan melindungi ayahmu.” Kisah yang ditulis Kiai Zakky di NU Online itu dikutip dari Kitab Hayatu Muhammad halaman 186 karya Muhammad Husen Haikal.

Tak hanya itu, kesedihan Nabi Muhammad seolah tak ada habisnya.

Kali ini Nabi melakukan perjalanan dakwah ke Thaif, berharap penduduk di sana mau menerima dakwahnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: M.Syahrul

Sumber: NU Online, GRAHAMEDIA.ID

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bunda Literasi di Era Artificial Intelligence

Sabtu, 24 Mei 2025 | 16:52 WIB

Terpopuler

X