Menurut Ketua Panitia KCA 2025 M. Lukluk Atsmara Anjaina, karya Intan berhasil mengungguli 16 peserta lain yang berasal dari berbagai kecamatan di Kendal. Keenambelas peserta yakni: Abdullah Khanif, Arga Putra Waskita, Asva Maulida, Dewi Azzahroh, Dwi Purwanti, Eka Putra Arfiandi, Fidelya Ata, Intan Aurelia, Karunia Kamila Syifa, M. Abdul Daffa, M. Azka Ulin Nuha, Muhamad Fauzi, Muhammad Irhamni Sabil, Rendi Raditya Pratama, Sabrina Aulia Muslimah, dan Zulfania Mustakaningrum.
“Hajatan KCA 2025 ini tercatat sebagai sayembara yang kami selenggarakan dengan jumlah peserta terbanyak. Harapan kami, ke depan, semakin banyak peserta yang ikut dalam sayembara serupa ke depan,” ujar Lukluk yang juga sekretaris Pelataran Sastra Kaliwungu.
Tak lupa, Lukluk, mewakili segenap kerabat kerja penyelenggara menyampaikan terima kasih pada banyak pihak yang mendukung kegiatan ini.
Berharap Jadi Tonggak Lahirnya Para Cerpenis
Sementara itu, Sawali Tuhusetya, menyatakan, untuk pertama kalinya, sebuah event lomba allias kompetisi yang dinilai cukup bergengsi dan prestisius di ranah sastra digelar di Kabupaten Kendal, yakni Kendal Cerpen Award 2025.
“Sebagai bagian dari masyarakat pencinta sastra, tentu saya menyambut gembira event itu. Dan, tentu saja event ini sekaligus juga menjadi pemantik buat penggagas dan panitia agar tetap konsisten dalam menjaga dan merawat marwah Sayembara Wedus Kendal Award,” ujar cerpenis yang karya-karyanya dibukukan dalam Antologi Cerpen Topeng ini.
Sawali mengapresiasi ke-17 naskah para peserta. Terlepas dari masih adanya kelemahan karya sebagian peserta, itu adalah bagian dari proses masing-masing. Ia berharap, ke depan, mereka tak berhenti di sini. Terus berkarya.
Menurut Sawali, angka keramat “17” cerpen peserta ini, diakui atau tidak, telah menjadi tonggak dan entry-point lahirnya cerpenis-cerpenis muda di Kendal. Kehadiran 17 cerpenis muda ini tentu perlu kita apresiasi dan sambut gembira.
Di tengah situasi peradaban yang makin pongah dan kurang ramah terhadap sastra, termasuk cerpen, kehadiran 17 cerpenis ini diharapkan mampu menjadi penjaga peradaban yang akan terus merawat dan mengeksplorasi total terhadap nilai-nilai kearifan lokal melalui teks-teks cerpen yang “liar” dan mengejutkan.
“Sehingga Kendal tidak larut menjadi “Indonesia” yang tertinggal dalam ranah sastra, bahkan kebudayaan,” tandas cerpenis dan pensiunan guru ini.
Diisi dengan Gelar Seni Budaya Kalireyeng
Acara penganugerahan KCA 2025 juga diisi dengan pentas anak-anak dari TBM GenZi dan Kelompok Bermain Warna Pelangi. Mereka antara lain, mementaskan: Tari Kodok: Tifa, Arsy, El, Rumaisha, Dira, Ata; Barongan: Bumi, Danu, Hafiz, Dzaky, Quenzy, Arsyad, Safin, Andra, Revan, dkk; Macapat: Zehna dan Sandi; Geguritan: Hatta; Karya lukis: Abi, Aban, Aim, Salma, Elsi, Rafael, Yalta, Nana, Alfara; tari: Habibah dan Syarifah, serta baca puisi: Alfara dari SDN 1 Gemuhblanten.
“Ini merupakan bagian dari Gelar Seni Budaya Kalireyeng Bright Future “Aku Suka dan Aku Bisa.” Harapannya, mampu menciptakan ruang bagi anak-anak, generasi muda, dan seniman lokal untuk berkarya memperkaya kehidupan seni di masyarakat di kawasan Kalireyeng,” ujar Ketua TBM GenZi, Khalyun Dwi Kusumaningrum.
Sementara itu, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dinarpus) Kabupaten Kendal, Wahyu Yusuf Akhmadi, turut mengapresiasi kegiatan KCA 2025 ini.
Ia berharap kegiatan semacam ini terus tumbuh dan hadir. Kegiatan sastra semacam ini juga menjadi bagian dalam upaya meningkatkan tingkat literasi.
Artikel Terkait
Manuskrip Puisi “Wanitaku” karya Wahyu Indah Puji Lestari Raih Kendal Puisi Award 2023
Inilah Profil Wahyu Indah Puji Lestari, Pemenang Kendal Puisi Award 2023
Daftar Rumah Murah Di Kendal Harga di Bawah Rp170 Juta. Inilah Pilihannya
Kawasan Industri Kendal Masih Membutuhkan Ribuan Tenaga Kerja
Kendal Cerpen Award 2025 Berhadiah Kambing Etawa Kembali Digelar