GRAHAMEDIA.ID - Urbanisasi di Indonesia meningkat pesat, menyebabkan lonjakan populasi di kota-kota besar.
Fenomena ini memicu berbagai permasalahan seperti peningkatan volume sampah, munculnya kawasan kumuh, dan naiknya angka kriminalitas.
Menurut Cardullo dan Kitchin, smart city adalah konsep kota pintar yang efisien dan efektif dalam memanfaatkan sumber daya (Iqbal, 2021).
Gerakan Menuju 100 Smart City di Indonesia adalah upaya pemerintah untuk mengatasi permasalahan urbanisasi melalui enam pilar utama: smart governance, smart society, smart living, smart economy, smart environment, dan smart branding.
Baca Juga: Audiensi dengan Tenaga Ahli Kemenkominfo, Kabupaten Purbalingga Perkuat Komitmen Smart City
Implementasi smart city dihadapkan pada tantangan seperti kurangnya alokasi APBD, pandangan bahwa smart city hanya terkait proyek TIK, rendahnya kapasitas SDM teknis, infrastruktur yang belum merata, dan kurangnya komitmen dari pemimpin daerah.
Menurut Stephen Ezell, keuntungan smart city meliputi perencanaan kota yang lebih baik, peningkatan produktivitas ekonomi, efisiensi sistem ekonomi, pembangunan rumah ramah lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat.
Contoh sukses adalah Kota Bandung yang masuk dalam 50 besar smart city dunia.
Untuk mewujudkan smart city, dibutuhkan komitmen dan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat.
Baca Juga: Peran Smart City dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Perkotaan
Penerapan smart city dapat menjadi solusi efektif dalam mengatasi permasalahan urbanisasi di Indonesia.***