Dukungan dari berbagai elemen masyarakat, seperti jajaran Forkopimda, kepala desa, organisasi masyarakat, hingga LSM, menunjukkan bahwa seni bisa menjadi medium yang menghubungkan semua pihak.
Kapolres berharap inovasi ini menjadi model sosialisasi yang dapat diterapkan di daerah lain.
“Menjaga Kamtibmas bukan hanya tugas kepolisian, tetapi kewajiban kita semua,” imbuhnya.
Pagelaran ini tidak hanya menjadi wadah untuk melestarikan seni tradisional wayang kulit, tetapi juga menjadi sarana efektif menyebarkan nilai-nilai kebangsaan dan kerukunan.
Dengan melibatkan masyarakat secara langsung dalam kegiatan berbasis budaya, Polres Purbalingga memberikan contoh bagaimana tradisi lokal dapat diberdayakan untuk mendukung stabilitas sosial-politik.
Melalui Wayang Kamtibmas, masyarakat diajak untuk tidak hanya menjadi penonton dalam proses demokrasi, tetapi juga berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman dan damai demi kesuksesan Pilkada 2024.(*)