Mengatasi Banjir dengan Rancang Bangun Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan

GRAHAMEDIA.ID - Pada 26 November 2023, Kota Bogor, Jawa Barat, dilanda banjir lintasan dan longsor.

Banjir ini dipicu oleh pesatnya pembangunan gedung yang mengabaikan daerah resapan air dan daya dukung lingkungan.

Penyempitan saluran air dan sumbatan juga membuat sistem drainase kewalahan menghadapi volume hujan tinggi.

Dampak serius ini menyoroti betapa krusialnya drainase perkotaan dalam mengelola air limpasan dan mencegah bencana banjir di wilayah perkotaan (Adri, 2023; Rahaju, 2023).

Baca Juga: Melalui Naskah Lakon Manitis, Verry Khoerul Mizan Menangi Kendal Lakon Award 2024. Hadiahnya Unik

Drainase perkotaan, lebih dari sekadar pembuangan air, adalah sistem yang dirancang untuk mengendalikan kelebihan air akibat hujan agar tidak menggenangi wilayah perkotaan.

Menurut Hutomo & Ingalogo (2020), sistem ini melibatkan pengeringan wilayah kota, pengaliran air ke badan air terdekat, serta upaya mencegah erosi dan kerusakan pada infrastruktur.

Dalam era pembangunan yang semakin padat, drainase juga berfungsi sebagai penopang kelestarian lingkungan, termasuk menjaga air tanah tetap terjaga dengan menyerap sebagian air permukaan.

Jenis dan Fungsi Drainase di Perkotaan

Sistem drainase memiliki beragam jenis yang dibedakan berdasarkan cara terbentuk, letak, fungsi, bentuk konstruksi, dan luas daerah layanan.

Baca Juga: 28 Ribu Peserta Ikuti Jalan Sehat Santri Jawa Tengah. Ini Pesan Gus Rozin

Drainase alami, seperti sungai kecil yang terbentuk alami, memanfaatkan gravitasi untuk mengalirkan air.

Sedangkan drainase buatan, mulai dari saluran terbuka hingga tertutup, dibangun untuk merespon kebutuhan perkotaan yang kompleks.

Dalam sistem perkotaan, drainase permukaan menyalurkan air dari hujan yang mengalir di atas tanah, sementara drainase bawah permukaan mengarahkan air yang terserap ke dalam tanah melalui pipa-pipa.