GRAHAMEDIA.ID - Anies Baswedan dibesarkan di Yogyakarta dalam didikan budaya Jawa yang kental.
Mantan bakal calon presiden dari koalisi perubahan dan persatuan (KPP) ini paham betul dengan seluk beluk budaya Jawa, termasuk rumah adat Jawa, joglo.
Makan tidak heran, di kediamannya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dia mempunyai rumah joglo yang istimewa.
Ya, joglo tersebut punya sejarah panjang, berasal dari Kiai Ageng Muhammad Besari yang wafat pada 1747, seorang ulama besar asal Ponorogo, Jawa Timur.
“Joglo di rumah Anies di Lebak Bulus itu dari Ponorogo, kebetulan saya merenovasi joglo yang sudah berusia lebih 270 tahun itu,” kata Danang Anggoro Murti, tokoh Joglo Nusantara seperti dikutip dari laman KBA News.
Menurut dia, joglo di rumah Anies Baswedan di Lebak Bulus itu jenis Pinayungan Lambang Gantung. Sangat jarang di muka Bumi ini.
“Itu sejarahnya joglo pemberian dari Raja Kasunanan Surakarta Paku Buwono II kepada Kiai Ageng Muhammad Hasan Besari,” ungkapnya.
Joglo itu diberikan dari Paku Buwono kepada Kiai Besari sebagai hadiah. Kiai Besari dianggap berjasa membantu Kasunan Surakarta dalam melawan penjajah.
“Selain memberi tanah perdikan, juga memberi joglo yang sangat langka itu,” kata Danang.
Baca Juga: Kisah Dahlan Iskan dan Rumah Joglo Satria Pinayungan Milik Anies Baswedan
Danang yang merupakan teman sekelas Anies Baswedan saat di SMAN 2 Yogyakarta ini mengungkapkan, joglo tersebut memiliki tiang dengan ukuran 23 x 23 sentimeter.
Ukuran yang besar karena rata-rata hanya 18 x 18 sentimeter.
Joglo yang terbuat dari kayu jati itu diambil dari hutan Donoloyo.
Motif kayu jatinya unik dan membedakan dengan motif kayu jati yang lain.
“Motifnya unik dan sama. Artinya, saya bisa memastikan bahan Joglo ini berasal dari pohon yang sama dengan ukuran yang besar,” kata Danang Kuncung, sapaan akrabnya.
Anies Baswedan beruntung bisa memiliki joglo yang bersejarah ini.
“Ibaratnya sudah menjadi pulung (keberuntungan) bagi Anies,” ucapnya.
Dia masih ingat betul pertama kali dihubungi Anies saat mencarikan bangunan joglo.
“Sudah lama tidak berkomunikasi, tiba-tiba Anies menghubungi saya. Bro, golekke joglo (tolong carikan joglo),” kata Danang menirukan ucapan Anies Baswedan ketika itu.
Teman sebangku dengan Anies di kelas II SMAN 2 Yogyakarta ini menuturkan, joglo tersebut tidak lain milik Kiai Besari.
Saat itu kondisinya sudah rusak. Kemudian dibawa ke Yogyakarta untuk direnovasi.
Setelah bagus baru dibawa ke Lebak Bulus, Jakarta.
“Kita diskusi panjang tentang joglo itu. Dan Anies paham betul tentang joglo, tentang makna dan filosofinya. Saya bisa mengatakan, Anies itu seorang budayawan, yang paham betul budaya khususnya Jawa,” ujar Danang.
Siapa Kiai Ageng Besari?
Dikutip dari jatim.nu.or.id, Kiai Ageng Besari adalah tokoh penyebar Islam di Ponorogo pada abad ke-17.
Ia dikenal mahaguru para Raja Jawa. Ia merupakan kakek dari Kiai Muhammad Hasan Besari, ulama abad ke-18 yang disebut Gus Dur sebagai monumen perpaduan antara Islam dan nasionalisme.
Kiai Ageng Besari pun demikian. Ia merupakan perpaduan antara karakter agamawan dan bangsawan.
Baca Juga: Pasangan Amin Kerap Lantunkan Shalawat Asyghil, Berikut Lima Keutamaan Membaca Shalawat ini
Dari jalur ayah, yakni Kiai Anom Besari Caruban, Madiun, Kiai Ageng Besari merupakan keturunan dari Kerajaan Majapahit, yaitu Raja Brawijaya V.
Sedangkan dari garis keturunan Ibu (Nyai Anom Besari), nasabnya sampai kepada Rasulullah SAW melalui garis Sayyidati Fatimah Az-Zahra.
Disebutkan pula bahwa dari garis keturunan Kiai Ageng Besari pula lahir sosok Sultan Kartasura, yakni Pakunuwono II, Begawan Kasultanan Kartasura Raden Ngabehi Ronggowarsito, dan tokoh pergerakan kemerdekaan HOS Tjokroaminoto.***
Artikel Terkait
Joglo Satria Pinayungan. Dulu Milik Kiai Ageng Muhammad Besari, Kini Jadi Rumah Bacapres Anies Baswedan
Kisah Dahlan Iskan dan Rumah Joglo Satria Pinayungan Milik Anies Baswedan