Senin, 22 Desember 2025

Menelusuri Masjid "Taqwa" Sekayu Kota Semarang, Masjid Tertua Se Jawa Tengah

Photo Author
- Kamis, 14 Maret 2024 | 07:13 WIB
Tiang masjid Sekayu Kota Semarang (Jatengprov.go.id)
Tiang masjid Sekayu Kota Semarang (Jatengprov.go.id)


GRAHAMEDIA.ID – Lokasinya tidak jauh, hanya sekitar 200 meter dari Jalan Pemuda Kota Semarang, namun lorong yang menghubungkan Masjid Taqwa Sekayu Semarang ini terkesan tidak menunjukkan ada bangunan bersejarah, karena terhimpit oleh bangunan kawasan perkantoran dan perbelanjaan Kota Atlas tersebut.

Masjid Taqwa Sekayu, begitu papan nama yang tertulis dalam tembok masjid seluas 174 meter persegi tersebut.

Masjid yang berada tepat di Jalan Sekayu Masjid Kelurahan Sekayu, Kecematan Semarang Tengah ini dibangun pada 1413 Masehi, terpaut tujuh tahuh sebelum didirikannya Masjid Agung Demak.

Bangunan yang didirikan oleh ulama besar Kyai Kamal dari Cirebon ini dinilai masjid tertua se Jawa Tengah. Buktinya, ornamen maupun bahan yang digunakan untuk membangun masjid tersebut khas zaman kerajaan.

Baca Juga: Menengok Masjid Lautze 2 Bandung, Simbol Akulturasi Budaya Tionghoa di Tatar Sunda

Dewan Ketakmiran Masjid Sekayu, Achmad Arief menceritakan, masjid itu dulunya tempat pengumpulan kayu, yang dijadikan bahan bangunan Masjid Agung Demak. Saat itu, Demak baru dipimpin oleh Raden Fatah sebagai kerajaan Islam terbesar.

Tokoh penting dibalik Masjid Sekayu adalah ulama bernama Kiai Kamal, seorang murid dari Sunan Gunung Jati.

“Tokohnya Mbah Kiai Kamal, murid dari Sunan Gunung Jati di Cirebon,” kata Arief sebagaimana dilansir dari laman Jatengprov.go.id pada Kamis, 14 Maret 2024.

Masjid Sekayu Kota Semarang nampak depan (Jatengprov.go.id)

Saat itu Kiai Kamal membuat pemukiman sekaligus dibuat tempat ibadah. Oleh Sunan Gunung Jati, Kiai Kamal diperintahkan untuk mengumpulkan kayu yang rencananya akan digunakan untuk membuat Masjid Agung Demak.

“Masjid Sekayu dulunya adalah tempat pengumpulan kayu yang dinamakan pekayuan, yang direncanakan untuk pembangunan masjid di Demak. Kemudian menjadi Sekayu,” ungkapnya.

Arief menambahkan, kayu-kayu yang dikumpulkan tersebut datang dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Seperti Kedungjati, Ungaran, Ambarawa, Purwodadi, dan Kendal.

“Kayu itu kemudian dikirim ke Demak oleh para santri lewat laut, menuju Morodemak di Demak. Itu caranya didorong pakai gethek,” imbuhnya.

Baca Juga: Ribuan Jamaah Al Khidmah Putihkan Masjid Istiqlal Jakarta, Doakan Indonesia Aman dan Damai

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: A Fauzi

Sumber: jatengprov.go.id, GRAHAMEDIA.ID

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Melongok Penataan Kawasan Benteng Pendem Ambarawa

Selasa, 10 Juni 2025 | 11:41 WIB

Terpopuler

X