Hingga saat ini, terang Arief, Masjid Sekayu sudah mengalami beberapa kali pemugaran. Namun masih ada ornamen yang asli, seperti empat tiang masjid dan mustaka (kubah).
“Tiangnya masih asli tapi dibungkus kayu lagi. Ada juga mustaka (kubah) yang di atas masjid,” paparnya.
Konon, keempat tiang tersebut hadiah dari Sang Raja Bintoro Demak, Raden Patah, sebagai balas jasa pengabdian para ulama pendiri Masjid Sekayu yang pernah ikut serta membangun Masjid Demak.
Keempat tiang itu diambilkan dari pendopo kerajaan Majapahit, karena Raden Patah adalah putra dari raja terakhir Kerajaan Majapahit, yakni Sri Kertabhumi. “Namun sayangnya masjid besar penuh sejarah ini banyak yang tidak tahu,” kata Arif.
Umur Masjid Sekayu yang terbilang tua dan menyimpan sejarah, kerapkali membuat tempat itu didatangi para peneliti, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
“Ada yang datang ke sini bikin film dan penelitian. Ya ada yang dari Jepang, India, dan sebagainya,” tandas Arief.
Menurut Arif, karena dibangun sebuah Masjid yang oleh ulama, Kampung Sekayu juga terkenal dengan ulama-ulama, bahkan pada zaman dahulu kampung tersebut terkenal dengan kampubng religius, pengajian-pengajian sering dihelat dalam masjid tersebut.(***)
Artikel Terkait
The Heritage Palace, Surga Selfie Berlatar Belakang Bangunan Kuno: Lokasi, Fasilitas Wisata, dan Harga Tiket
Menengok Masjid Lautze 2 Bandung, Simbol Akulturasi Budaya Tionghoa di Tatar Sunda
Ribuan Jamaah Al Khidmah Putihkan Masjid Istiqlal Jakarta, Doakan Indonesia Aman dan Damai
Takmir Masjid Agung Kabupaten Semarang Bercita-Cita Beri Makan Siang Gratis Bagi Jemaah. Ini Alasannya
Melongok Rumuh Susun 6 Lantai Berkonsep Bangunan Hijau Untuk Tenaga Pendidik UGM