Senin, 22 Desember 2025

Melihat Keunikan Gaya Arstiktur Masjid Darussalam Banyumas, Bertiang Tunggal dan Berusia Lebih Dari Satu Abad

Photo Author
- Minggu, 17 Maret 2024 | 11:21 WIB
Tiang di Masjid Darussalam, di Dusun Legok, Desa/Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas.   (jatengprov.go.id)
Tiang di Masjid Darussalam, di Dusun Legok, Desa/Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas. (jatengprov.go.id)

GRAHAMEDIA.ID - Masjid-masjid di Indonesia memiliki kekayaan arsitektur yang luar biasa. Bukan hanya indah tapi juga kuat. Salah satu yang menarik adalah Masjid Darussalam, di Dusun Legok, Desa/Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas.

Bagaimana tidak? Masjid yang bercat warna putih ini hanya memiliki satu tiang. Oleh warga sekitar masjid ini populer dengan sebutan Masjid Saka Tunggal.

Di Jawa Tengah, tidak banyak bangunan yang memiliki saka tunggal atau satu tiang, yang jadi penopang utama bangunan. Tiang berada di ruang tengah masjid, dan masih kokoh berdiri sampai sekarang.

Ketua Takmir Masjid Darussalam, Basirun menjelaskan, masjid memang dirancang dengan satu tiang atau saka tunggal.

Diterangkan, maksud dari satu tiang yang jadi penyangga utama bangunan adalah, agar umat Islam hanya bergantung kepada Allah SWT dalam kehidupannya.

“Untuk mentauhidkan Allah SWT, sehingga terdapat satu tiang,” jelas Basirun sebagaimana dilansir dari laman Jatengprov pada Minggu, 17 Maret 2024.

Baca Juga: Melongok Masjid Saminah Sihyadi, Bangunan Unik Berkonsep Alami

Adanya saka tunggal, menurut dia, merupakan hal yang unik, karena masjid pada umumnya memiliki tiang lebih dari satu.

Selain itu, kata Basirun, terdapat delapan sisi pada bangunan masjid, yang memiliki maksud, tauhid kepada Allah SWT hendaknya juga dirasakan masyarakat, tidak semata di masjid, tapi juga di luar masjid.

Ada hal unik lain, yakni usia masjid yang terbilang tua. Sesuai inskripsi prasasti yang terpasang di atas pintu utama bertuliskan Jawa Pegon, masjid telah berusia 111 tahun atau seabad lebih.

Dilihat pada Maret 2024, di prasasti yang juga diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia dengan papan terpasang di dinding ruang utama tertulis:

“Wasurya 1846, pangadege masjid 16-11-13 Legok, Kranggan, Ajibarang Hijriah 1334 yasa dalem Kanjeng Bendara Hadi Mas Tumenggung Arya Cakra ingkang jumeneng Adipati ing Nagari Purwakerta Banyumas, Penghulu Hakim Muhammad Hadireja Purwakerta.”

Basirun mengatakan, pembangunan masjid sesuai prasasti pada 1913 masehi.

“Karena usianya sudah lebih dari 100 tahun, maka bangunan sudah pernah direnovasi,” terangnya.

Baca Juga: Mengunjungi Masjid As Sholeh Darat, Masjid Peninggalan Gurunya Para Guru Bangsa

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: A Fauzi

Sumber: jatengprov.go.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X