GRAHAMEDIA.ID - Banjir masih menjadi salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia.
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dari 19-25 Februari 2024, sebanyak 27 kejadian bencana alam terjadi di Indonesia, dengan banjir menempati urutan pertama, yaitu 16 kali atau 59 persen dari total kejadian bencana.
Situasi ini memerlukan solusi yang cepat dan tepat, salah satunya adalah penerapan teknologi sederhana seperti Lubang Resapan Biopori (LRB).
LRB merupakan lubang tegak lurus ke dalam tanah dengan diameter sekitar 10-25 sentimeter dan kedalaman hingga 100 sentimeter, sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2009.
Baca Juga: Revisi UU Perumahan dan Permukiman 2024: Solusi Bagi Penyediaan Hunian Layak di Indonesia
Fungsinya adalah menangkap air hujan dan menyerapnya ke dalam tanah, sehingga dapat mengurangi risiko banjir dan meningkatkan ruang resapan air di perkotaan yang mulai berkurang karena urbanisasi dan pembangunan gedung tinggi.
Selain efektif dalam mencegah banjir, LRB juga memiliki fungsi lain, yaitu membantu mengelola sampah organik.
Sampah organik seperti sisa dapur dan dedaunan dapat dimasukkan ke dalam lubang biopori.
Sampah tersebut kemudian diurai oleh organisme tanah seperti cacing, yang membantu menyuburkan tanah sekaligus menghasilkan kompos.
Baca Juga: Buruan SAE, Solusi Ketahanan Pangan Kota Bandung di Tengah Tantangan Urbanisasi
Kompos ini dapat dimanfaatkan kembali pada akhir musim kemarau sebagai pupuk alami.
"Biopori sangat bermanfaat, tidak hanya sebagai upaya pencegahan banjir, tetapi juga sebagai tempat pengolahan sampah organik," ujar Elsie, salah satu peneliti dari studi tahun 2017 tentang biopori.
Pembuatan LRB cukup mudah dan bisa dilakukan oleh siapa saja, mulai dari individu, organisasi lingkungan, hingga pemerintah dan sekolah.
Langkah-langkahnya sederhana, yakni membuat lubang dengan diameter 10 sentimeter dan kedalaman 100 sentimeter, kemudian memasang pipa paralon agar tanah tidak longsor, serta mengisi lubang tersebut dengan sampah organik.
Artikel Terkait
Gus Rozin: Bahtsul Masail adalah Jantung dari NU
Jelang Libur Panjang, Inilah Rekomendasi Lokasi Camping Ground di Malang dengan Pemandangan Menawan
Panas Menyengat, Inilah Inspirasi Warna Cat Ekterior Rumah yang Bikin Sejuk
Prospek Coworking Dinilai Masih Menjanjikan. Inilah Hasil Surveinya
BP Tapera Mulai Genjot Pembiayaan Perumahan Berbasis Syariah